Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 11

“Lumayan juga nih kasur baruku” pikirku. “Ukurannya berapa Met” kataku
“Ini namanya super single mas, katanya ukurannya 120 cm x 2 meter, aku juga mau beli kalau sudah gajian Mas” katanya antusias.
“Yaaaa boleh saja kalau uangmu cukup” kataku menjawab
Aku bantu angkat keatas sedangkan Sri berada dibawah. Aku tidak bawa spring bed itu masuk kamarku langsung, takut kalau ada barangnya Sri ada yang tertinggal di dalam kamarku. Slamet turun kembali ke tokonya Mas Jaya. 

“Bawa dulu masuk tas bajumu Sri, terus sekalian atur kamarku ya.” Kataku kepadanya. Sri pergi keatas dan mengatur kamarku dan membersihkan lantai atas. Aku berada ditoko sendiri dan melanjutkan pekerjaanku yang kutinggal.

Sri tidak turun dari lantai dua hingga toko tutup. Setelah toko tutup aku menghitung uang yang aku peroleh hari itu. Lapar aku rasakan karena tidak ada makanan sore itu. Aku berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. 

“Sri……..kamu ngapain?” tanyaku padanya
“Mas Polie…………aku di tempat cucian atas mas, aku lagi cuci bajuku yang kotor, sebentar lagi selesai. Aku sekalian mandi disini saja” teriaknya
“Kamu tidak lapar, apa? Tanyaku lagi
“Aku lapar mas, tapi pekerjaanku nanggung kalau dihentikan sekarang. Sebentar lagi aku akan selesai mas” katanya.

“Aku keluar dulu ya, mau beli makanan.” Kataku
“Jangan mas………….aku udah masak nasi, tinggal membuka kaleng ikan didapur, mbak Aling tadi kasih aku 2 kaleng. Katanya bisa untuk besok juga. Mas Polie tolong buka satu ya” katanya

Aku buka kulkas dan mengambil sarden kaleng yang dimaksud. Membuka kaleng sedikit sulit karena tidak mempunya can opener.
“Sriiii,………kamu sebaiknya jangan mandi dulu. Lebih baik kalau kamu masak dulu aku sudah lapar.” Teriakku padanya.
“Ya sudah aku akan turun mas” jelasnya kepadaku.
Sri turun tangga kelantai dua dan aku tertegun sejenak, dia hanya memakai jas mandi terbuat dari kain handuk yang ditali bagian pinggangnya. 
“Sudah lapar ya…………?” tanyanya

“Mas nyalakan dulu kompor dan taruh sedikit air diwajan. Aku akan potong bawang putih, jangan lupa ditambah air mas ya.” Potongnya
Aku kerjakan seperti yang dia minta. Setelah aku nyalakan kompor dan menaruh wajan diatas kompor, aku taruh sedikit air.
“Sriii………..dimana kamu beli jas mandi seperti itu” tanyaku ingin tahu.
“Di malang mas………..waktu masih di SMEA Muh****yah. Kenapa tanya? Suka ya?” Tanyanya. 
“Ada tidak yang ukuran besar untuk aku?” lanjutku
“Aku kira ini juga cukup untuk mas” katanya
“Coba deh sini aku mau pakai” kataku
“Iiiihh…hhh jangan mas” kalau aku lepas, aku telanjang bulat.
“Masa kamu tidak pake apa apa didalam Sri….” Tanyaku. Aku ulurkan tanganku kearah dadanya. Aku mendekat dan mengintip kearah dadanya.

“Iiiiiiiiiihhhh maunya nyusu ya?” katanya sambil memegang baju mandi bagian atasnya. Dadanya yang putih terlihat sepintas. Kerinduan untuk memegang sudah muncul lagi. Batreiku yang tadi selalu tidur kembali berulah. 
“Iyaaaaaa Sri………aku mau nyusu, hari ini kamu belum beri aku susu, aku lapar. Katanya. Tangannya terus mengupas bawang putih dan memotongmya menjadi kecil kecil. 
“Mas Polie mau sedikit pedas tidak. Kalau mau pedas aku potong lombok kecil kecil sekalian.” Katanya
“Memang enak kalau diberi lombok? 
“Aku sering makan pake lombok mas, kalau tidak pake lombok tidak enak menurutku” katanya lagi
“Ya sudah kalau begitu.’ Seruku

Terus dia mulai memasak ikan sarden yang sudah kubuka. Sementara dia sedang mengaduk ikan dan sausnya aku dekati dia dari belakang. Aku rengkuh tubuhnya dan peluk dia dari belakang. Tangannya terus sibuk dengan gagang sendok besar untuk mengaduk sausnya. Aku lingkarkan tanganku kepinggangnya dan aku dekatkan dibawah Teteqnya yang tanpa bh itu. Kepalaku berada dipundak bagian belakang sehingga mulutku menyentuh bagian belakang telinganya. Aku turun kebagian lehernya dan kukecup dileher kanannya. 

“Mas………….tunggu sebentar toh, iiiihhhh badanku lengket semua.” Katanya ingin menghindari kecupanku. 
Aku tidak mau kalah dengan strateginya, aku peluk erat erat dan kutempelkan lagi bibirku kebagian leher sampingnya. 
Dia melenguh “ooooooooooohhhh mas sebentar lagi lah ya,” selanya. 

Aku hisap kuat kuat sebelum terlepas lagi lehernya dan nampaklah sebuah cupang yang sangat jelas dibagian lehernya. Aku diam saja seolah olah tidak ada yang terjadi tapi dalam hati aku berkata “Akhirnya bisa juga buat cupang ya, hehehhehe”
Aku lepaskan pagutan bibirku dilehernya dan aku teruskan dengan memegang teteqnya. Aku merasakan kedua bukitnya yang lembut, aku angkat perlahan lahan sambil menggoyang kanan dan kiri. Aku sentuh ujung nipplenya dan merabanya dari luar jas mandinya. Sri kelihatan tidak berkonsentrasi dalam mengaduk makanan yang ada diwajan.
“Mas………….ohhhh, aku balas dendam perbuatanmu kepadaku, ingat ya.” Erangnya.

“Aku tunggu sampai kamu membalasku Sri……….” Bisikku ketelinga kanannya
Tiba tiba muncul keisengan tanganku meraba tali dipinggangnya. 
“Aku bisa saja tarik talinya dan aku akan melihat assetnya secara penuh” pikirku
“Sri………., kamu pernah masak sebelumnya” tanyaku
“Ya pernah dong mas………..!!!?” jawabnya singkat.
“Kalau masak dengan telanjang juga pernah!? Tanyaku lagi
Aku tarik tali pengikat jas mandinya “sreeeeeet” terpampanglah bagian polos tubuhnya. 
“Massssssssssss….Malu deh.!” teriaknya.
“Kenapa malu Sri………? Kan Cuma ada aku sama kamu.” Aku remas teteqnya dan aku gerayangi dada telanjangnya. Ujung nipplenya telah keras dan lingkaran aerolanya juga telah berkerut pertanda nafsu. Tanganku menjalar turun kedaerah bawah perutnya dan berhenti tepat diatas hutan rambut hitamnya.

“Maaaaaaaaaasss…………kenapa kamu siksa aku” dia berbalik menghadapku dan mencium bibirku. Terasa dingin nafsu menjalar dari bibirnya.
“Tunggu yaaaa sabar kita makan dulu” bujuknya
Aku lihat matanya bagian bawah telah membengkak pertanda nafsu telah menyelimutinya. Aku raba gundukan rambut bagian bawah dan merasakan cairan yang membasahi permukaan vaginanya.

“Yaaaa makanan sudah siap……….. kita makan dulu ya!” katanya membujukku. Makanan masih panas sehingga dimakan berdua terasa nikmat. Menikmati makanan dengan teman tidur sangatlah enak, sangat sulit tandingannya untuk dicari. Makanan memberi tenaga untuk kita beraktifitas sedangkan teman tidur adalah saluran nikmat kita.

Sri mengambil piring dan nasi menyiapkan sesuatu untuk makanan kita. Jas mandi yng tadi terbuka sudah dia ikat kembali. Aku ingin buru buru segera menyelesaikan makanan supaya segera bisa menikmati hangatnya tubuhnya. 
“Mas …………setelah makan kamu mau ngapain” Tanyanya ingin tahu.
“Aku mau mandi Sri…….”kataku “Badanku lengket semua rasanya. 
“Mas……….jadi minta dimandiin” pancingnya
“Jadi ………….dong kalau kamu tidak keberatan” kataku lagi
“Ayo deh kalau begitu sekarang………..”ajaknya lagi
“Aku ambil handuk dulu sama baju gantiku…………”kataku
“Kita mandi di lantai tempat cuci saja mas……….?” Sarannya kepadaku
“Aaaaaah kenapa disana,………..”tanyaku ingin tahu
“Disana enak mas…….mandi seperti di alam terbuka” jelasnya kepadaku
“Ooh boleh deh…….?!!” Kataku

Sri naik keatas dimana dia tadi mencuci bajunya, Lantai tempat cuci baju memang berada paling atas sehingga dekat dengan jemuran. Hanya ada sedikit atap di lantai ini dan selebihnya adalah lantai los yang di sekat dengan tembok kira kira 2 meter tingginya. Sehingga tetangga sebelah tidak bisa melihat aktivitas tetangga lain dilantai ini.
Aku naik keatas sambil membawa perlengkapan mandiku. 
“Ayo sini katanya mau dimandikan.” Ajaknya 
Aku lepas bajuku dan celanaku tapi tidak celana dalamku dan berjalan kearahnya. Ditali jemuran aku melihat beberapa celana dalam dan Bhnya yang tadi dicucinya. Beberapa helai blouse dan roknya. 
“Loh kenapa celana dalamnya tidak dilepas mas?” katanya
“Aku ngga bisa lepas sendiri Sri” kataku “rasanya berat sekali” terusku menggodanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar