Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 28

“Iya sudah bersih dan wangi” kataku padanya.
Aku melangkah keluar dan memeluknya sambil berjalan kekamarku. 
“Mas aku ambil celana dalamku dulu ya?” katanya melangkah kekamar dimana dia menyimpan seluruh baju dan barangnya.

Aku keringkan bajuku dan mengenakan kaos dan celana pendek tanpa memakai celana dalam. Sri kembali kekamarku dan meraih sapu lidi untuk mengebasi kasurku. 
“Mas Polie keluar dulu saja deh, biar aku rapikan dulu tempat tidurnya” katanya sambil mengayunkan sapu lidinya.
“Mas……..kita jadi ke tawangmangu kapan?” Sri bertanya setelah selesai membersihkan dan merapikan kasurku.
Sri berbaring disampingku sedangkan aku membaca buku yang tadi aku letakkan dilantai sebelum menggumuli Sri.
“Sebaiknya setelah perayaan tahun baru atau setelah tahun baru ya Sri………..? tanyaku balik.

“Lebih baik sebelum tahun baru saja mas………….” Sarannya kepadaku
“Kenapa……..?” tanyaku ingin tahu
“Kita bisa habiskan malam tahun baru disana berdua” jelasnya sambil menghadap kepadaku. Kepalanya dia taruh didadaku dan jari jarinya menggosok dan memencet puting didadaku. Aliran nikmat kembali mengalir dari tubuhku yang bersumber dari pentil yang dia pilin pilin.

“Ya sudah, kita ketemu saja di bungurasih atau di travel Rosalina Indah?” kataku menyarankannya
“Mas bilang kita akan naik kereta kesana?” dia merajuk
“Batal Sri naik keretanya………….!” Jelasku “Kita akan naik travel saja supaya lebih leluasa. Kita ketemu dikantor cabang di dekat bungurasih.
“Terus kita berangkat jam berapa mas?” tanyanya
“Kalau kita berangkat jam 9 pagi, kita bisa sampai di Surakarta jam 3 sore terus kita lanjutkan lagi ke Tawangmangu jam 5 sore kita sudah sampai disana.” Jelasku
“Jam 9 pagi…………..berarti aku harus meninggalkan Pujon jam 5 pagi.” Katanya

“Bisa tidak ………….?” Tanyaku
“Mungkin bisa mas………….cuman aku tidak pasti.” Katanya ragu ragu
“Apa maksudnya tidak pasti Sri………..?” kataku ingin tahu
“Aku nanti harus memberi alasan apa kalau aku mau pergi? Apa lebih baik setelah tahun baru saja ya mas?” bisiknya

“Aku menurut kamu saja Sri……….. Kalau kamu rasa kita lebih baik pergi sesudah Tahun Baru kita bisa rencanakan setelah tahun baru tetapi kamu berarti ambil cuti terlalu lama. Dan Mas Jaya tidak akan mengijinkan aku pergi kalau setelah Tahun Baru. Dan itu berarti kita akan kesulitan untuk bisa pergi berdua ke Tawangmangu.” Kataku lebih lanjut

“Iya ya………….mungkin lebih baik sebelum tahun baru saja” katanya “Berarti sehari kita perjalanan kesana ya mas?” tanyanya memastikan.
“Iya Sri………..kita tinggal disana selama 2 malam saja” kataku
“Kalau kita pergi pada tanggal 29 Desember kita bisa kembali kesini tanggal 1 January dong” katanya lagi “Tapi aku harus beri alasan apa ya mas kekeluarga ya?” 
“Bilang saja kalau kamu sangat diperlukan untuk ngurusi perpajakan” jawabku menyarankan. “Jadi kita akan ketemu di travel Ro**lia In*ah didekat terminal Bungurasih.”


*********************************


Hari minggu Sri harus kerumah Mas Jaya untuk mengetik formulir pajak yang selalu Mas Jaya kirim ke kabupaten. Jadi sore itu setelah toko tutup Sri pergi kesana naik becak. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, akhirnya aku memutuskan untuk pergi kelapangan basket untuk melihat lihat. Lapangan basket tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal, dengan naik sepeda kira kira hanya perlu waktu 10 menit. 

Sesampai disana tidak ada banyak yang main, aku hanya melihat beberapa pemain laki laki dan perempuan. Salah satunya adalah seorang cewek agak chubby dan sangat putih. Wajahnya sangat kalem dan bermata sipit karena papa mamanya orang tionghoa. Aku datangi dia dan tanya apa aku boleh ikut main lempar bola dengan mereka. Maria melihatku agak terkejut tetapi dia memperbolehkan aku bermain dengan mereka.
“Kamu tinggal dimana disini?” tanya Maria
“Aku tinggal di ruko pasar.” Jawabku “Kamu?” tanyaku balik
“Aku tinggal di depan pasar” jawabnya “Toko jamu Ja*o. Aku tidak pernah lihat kamu atau ketemu kamu. Orang baru ya?” tanyanya lagi.
“Iyaaa aku ikut kokoku …………dia udah lama tinggal disini. Kamu tahu Toko sum*** mas” tanyaku lagi

“Iya tahu……………..Oh kamu adike ta?” tanyanya ingin meyakinkan. 
“Iya………baru 6 bulan aku disini. Bantu koko di ruko pasar.” Jawabku
“Kenapa kamu tidak kuliah?” tanyanya ingin tahu
“Tahun depan rencananya, aku mau daftar di IKIP PGRI jurusan matematika” jelasku “kamu sendiri bagaimana, kamu kuliah atau masih SMA” 
“Aku masih SMA kelas dua di SMA Petra sda” jawabnya “Wah jadi pintar matematika dong. Bisa tanya kalau kesulitan” tanyanya ingin tahu
“Boleh juga kalau mau…………memang ada masalah dengan matematika?” “jawabku

“Kadang kadang sih………….kenapa tidak ambil kuliah di universitas Petra saja” tanyanya
“Aku mau jadi guru” jawabku pendek
Perkenalan dengan Maria membuat sebuah cakrawala baru hubunganku dengan mahluk perempuan. Setelah beberapa lama bicara, Maria mengajak beberapa temannya berkenalan dengan aku. Ada Hwee Nie, Leony dan entah siapa lagi.
Jam 6.30 aku memutuskan untuk kembali pulang sedangkan mereka masih berada disana bermain basket. Sri belum pulang saat aku sampai di ruko yang aku tempati. Aku buka dan masuk kedalam serta menguncinya kembali.
Mandi dan ganti baju, aku berbaring dikasurku. Aku merasa sangat lelah setelah bermain basket dengan Maria dan teman temannya. Mungkin aku tertidur beberapa saat dan terbangun saat aku merasa ada sebuah ciuman lembut dibibirku.
“Mas Polie…………….bangun mas?” katanya lirih sambil menggoyang goyang tubuhku.

Aku buka mataku dan melihat Sri sambil senyum.
“Mas………….aku dijemput sama pacarku. Aku harus pulang malam ini karena sepupuku mau menikah dan bapakku meminta pacarku untuk menjemputku” jelasnya
“Jam berapa sekarang Sri………..? tanyaku ingin tahu
“Jam 8.20 mas. Pacarku ada dibawah mas…………. Mas turun sebentar ketemu dia ya. Aku mau beres beres bajuku. Jangan terlalu lama dibawah sana karena aku mau bicara sama Mas Polie” pintanya

Aku menuruni tangga dan melihat seorang yang tegap memakai baju seragam Angkatan Laut duduk membelakangiku. Mendengar langkahku dia menoleh dan berdiri menyambutku dengan mengulurkan tangan kanannya kepadaku.
“Mas Polie ya………?” tanyanya dengan tegas. “Saya diutus bapaknya Sri untuk menjemputnya karena akan ada pesta keluarga sekalian nanti minta cuti dua minggu. Terlihat pangkat yang ada di lengan atas kanannya bengkok 2 kuning dan matanya menatapku dengan ramah. “Saya Mulyono, temannya Sri di kampung”
Aku merasa kehilangan Sri dengan hadirnya pejantan satu didepan mataku ini. 
“Tadi sudah ketemu sama Mas Jaya disana?” tanyaku
“Iya sudah, kami sudah bicara banyak.” Jelasnya kepadaku
“Naik apa tadi kesini Mas Mul?” tanyaku
“Naik sepeda motor” jawabnya sambil melihatku dengan senyum.
“Berapa lama perjalanan kesini?” tanyaku
“Kurang lebih tiga jam, mas.” Jawabnya
“Apa tidak sebaiknya menginap saja disini dan kembali ke Malangnya besok pagi” saranku

“Kita akan bermalam di keluarganya Sri, di daerah Waru” katanya 
“Ohh tidak jauh, Sri tidak pernah cerita kalau dia punya saudara di daerah Waru. Tunggu saja dulu ya mas, saya mau keatas. Ada beberapa majalah yang bisa mas baca di rak situ” aku bicara sambil berdiri dan menunjuk pada rak majalah bekas yang tertata rapi di sudut ruangan.

Aku keatas dengan pikiran kosong dan tak menentu, Sri akan pergi untuk dua minggu. Aku merasa sedih berjalan gontai menapaki tangga rumah dengan pelan.
Sri sudah selesai mengemasi barangnya tetapi masih memakai baju yang tadi dia kenakan. Melihatku datang dia mengayunkan tangannya memanggilku. Aku minta dia masuk kedalam kamarku sehingga kita bisa leluasa berbicara.

“Kenapa begitu mendadak kamu pergi Sri?” kataku sedikit marah dan jengkel
“Aku juga kaget mas. Ketika dia datang. Aku tidak menyangka kalau aku akan dijemput hari ini.” Jawabnya

Aku peluk dia erat erat dan mengecup bibirnya dan gairah dendam dan berbagai macam perasaan berkecamuk didalam hatiku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar