Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 29

“Kamu berapa lama akan pergi?” tanyaku “Kita jadi atau tidak berangkat ke Tawangmangu?” imbuhku

“Kita ketemu di bungurasih tanggal 29 kan. Kita akan pergi pada tanggal itu” yakinnya kepadaku. Sri memandang aku dengan penuh kesedihan. Matanya berkaca kaca seakan akan dia pergi dan tak pernah kembali. 

“Kamu tadi sudah bicara sama Mas Jaya” tanyaku 
“Iya aku tadi sudah bicara sama Mas Jaya, Mas Mulyono sudah menjelaskannya kepada Mas Jaya tadi.” Jawabnya
“Nanti kalau aku rindu sama kamu bagaimana Sri…………? Tanyaku lirih sambil memegang selangkangannya. “Aku mau mencium memeqmu dulu sebelum kamu pergi. 

“Memangnya mas kangen sama aku ya?” katanya sambil memandangku dengan seksama. Tangannya memegang pinggangku dan kepalanya menengadah. Aku tidak menyianyiakan waktu yang begitu singkat. 
“Ayo Sri aku ingin menciumnya………..angkat rokmu keatas” kataku sambil berjongkok didepannya. Aku cium pelan pelan di bagian depan memeqnya dan menjilat bibir luarnya. Cairan asin terasa di ujung lidahku dan aku cecar dengan jilatan jilatan selanjutnya kearah tombol nikmatnya. 
“Sudah mas…………..sudah ………….aku nanti keterusan.” Rengeknya sambil menarik tanganku untuk berdiri.

“Mas aku mau cium dulu batreiku yang kamu simpan sebelum aku pergi” katanya lirih sambil tangannya merayap kebawah. Dia jongkok dan menurunkan celana pendek yang aku pakai. Batreiku terasa dingin dan tidak bergerak.

“Kamu jaga diri baik baik ya selama aku pergi” dia mendekatkan mulutnya kearah batereiku dan mengecupnya sebelum memasukkannya kedalam rongga mulutnya. Batreiku bergerak gerak membesar dengan kuluman dan kenyotan mulutnya. Matanya terkadang mengarah kemataku mengukur kenikmatan yang sedang dia berikan sementara pacarnya dilantai bawah menunggu Sri menyelesaikan tugas mulianya berlutut memanfaatkan waktu yang begitu singkat.

“Sudah Sri……………” kataku memberitahu.
Sri melepas batang batreiku sejenak dan menggelengkan kepalanya. 
“Aku harus mengeluarkan cairannya dulu mas, aku tidak bisa tidur nanti kepikiran terus.” Jawabnya lirih
“Tapi pacarmu sudah dibawah menunggumu, jangan terlalu lama. Dia nanti curiga” jelasku.
“Mas jangan tahan tahan ya, supaya cepat keluar spermanya” pintanya 
Sri kembali memasukkan batreiku kemulutnya. Dia gerakkan mulut dan batang batreiku dengan cepat dan kepala batreiku sudah senut senut terasa. Kenikmatan sudah memuncak diubun dan tinggal meledak sesaat.

“Ooooooooohhhhh Sri, aku mau keluar sekarang. Ooooooooohhhhh Sriiiiiii” “Croooot, Croooot, Crooooot” Sri tidak melepaskan batreiku. Dia kulum batreiku dan menelan ludah yang keluar dari batreiku. Dia naikkan kembali celana yang dia turunkan tadi dan menutupnya. Sambil meraba raba dari luar.
Sri berdiri dan memelukku kembali dan mendekapku dengan erat.
“Mas terima kasih ya……………, mas selalu menjagaku selama aku disini” katanya. 
“Sudah sana………….nanti Masmu curiga terlalu lama” kataku berbisik
“Mas kita ketemu tanggal 29 ya jangan lupa. Apapun yang terjadi mas harus berada disana sesuai rencana yang mas buat.” Katanya memintaku
Sri keluar kamarku dan berjalan kekamarnya untuk ganti baju aku berjalan dibelakangnya tidak ingin melepaskannya. Pintunya tidak dia tutup dan aku bisa melihat apa yang dia buat didalam sana.” 

Ketika dia melepaskan baju kaos yang dia pakai, baru aku sadar bahwa aku belum memegang dadanya. Aku menghampirinya dan mengecup dadanya yang selama ini selalu aku pegang. Sri menyodorkan kedepan sehingga aku bisa leluasa memegangnya dan menciuminya.
“Ya sudah ………………aku akan kangen sama ini dan inimu Sri.” Kataku sambil memegang susu dan memeqnya.

Sri melanjutkan ganti bajunya dan aku kembali kekamarku. Hatiku kosong, ruangan ruko terasa kosong kamarku terasa kosong melompong. Sri belum pergi tetapi aura yang dia punya telah meredupkan semua bara yang ada diruko yang aku tinggali. Tidak nampak terasa lagi keceriaan dara muda yang menemaniku malam ini. Jejak kesan yang dia tinggalkan begitu mendalam dan terpatri kuat dihatiku.
“Mas Polie…………..aku pulang ya?” katanya dari luar kamarku. Dia membuka pintu kamarku dengan perlahan dan memandangku dengan kelihatan sedih. Perasaan kehilangan yanf menyelimuti pikiranku terpampang di wajahku dan terbaca oleh Sri.

“Mas…………..jangan sedih ya? Aku akan kembali tanggal 29 december dan kita ketemu di bungurasih kantor Rosalia Indah.” Katanya perlahan lahan. “Aku berangkat dulu ya………..” katanya sambil mengecup bibirku.

“Aku tunggu kamu di Bungurasih ya Sri…………..jangan ingkar janji apapun yang terjadi!” kataku setelah mengecup bibirnya. “Aku mau memelukmu sebentar boleh?” pintaku dengan lirih.

Sri mendekat dan memberikan pelukan dengan badan hangatnya. Tak terasa air mata hilang mengalir deras dari mataku. Sri sempat bingung dengan keadaanku setelah melepas tubuhku. 

“Sri………….kamu bawa kunci dan kamu kunci dari luar setelah itu bawa kuncinya ke Mas Jaya.” Kataku berbisik.
“Ya sudah ……………….wes ya mas tak tinggal sek” katanya. Aku tahu Sri juga sedih dari sorot matanya dan raut wajahnya. Dia berjalan menjauh dan menuruni tangga ke lantai bawah. Samar samar aku dengar ocehannya dengan pacarnya meminta maaf karena terlalu lama menunggu. Setelah terdengar pintu depan tertutup dan terkunci aku keluar kamar dan menengok kamar tidurnya. 

Kutemukan kekosongan disana dan tidak ada barang Sri yang tersisa. Semua baju bajunya tidak ada dan dia bawa semua peralatan wanita. Aku heran sejenak kenapa Sri harus membawa semua barang dan bajunya bahkan baju hariannya dia bawa. Apakah Sri tidak akan kembali? Apakah Sri tidak akan kerja disini lagi? Dan masih banyak pertanyaan 2x lainnya yang tidak mungkin aku temukan jawabnnya saat itu.

Semalaman tidak bisa tidur dan pikiran bergentayangan kesana kemari memikirkan dia dan bayangannya berkelabat mempermainkan semua pikiranku. 
Sedih
Perih
Kosong
Frustrasi
Terlelap juga akhirnya dengan bangun kesiangan. Mandi dan membuka toko hanya saja ada sesuatu yang ganjil. Tidak ada Sri yang membuatkan aku segelas teh manis dan membelikan sarapan nasi pecel Madiun kesukaanku. 

Slamet datang kira kira jam 10 pagi membawa makanan untuk sarapan. 
“Sri pulang semalam ya mas? Katanya sambil jalan masuk kedalam toko.
“Iyo Met………….” Jawabku sambil melayani pembeli.
“Dia ngga kembali kok mas………….?” 

“Duk…!!” jantungku rasanya mau berhenti. Cepat cepat aku netralisir perasaanku. “Dia tidak bicara sama aku Met, aku tidur cepat kemaren setelah main basket. Dia Cuma pamit saja sama aku selagi aku tidur.” Jelasku padanya 
“Kemaren pacarnya jemput dia dan bicara sama Mas Jaya. Rosminah yang nanti bantu disini menggantikan dia, mungkin nanti siang dia datang kesini.” ocehnya 

“Apa yang kamu bawa tadi Met?” tanyaku untuk mengalihkan arah pembicaraannya.
“Anu mas………..sarapan” katanya singkat “Ya sudah Mas Polie, aku kembali ya. Takut di cari” 
“Eeh Met………kasih tahu Mas Jaya untuk cepat bawa Rose ke toko sini. Hari senin padat sekali sejak tadi!” teriakku sambil masih melayani pembeli.
“Yaaa……………aku beritahu segera” teriaknya dari mobil.

Jawaban atas pertanyaan pertanyaanku semalam telah muncul dari pembicaraan singkat dengan slamet. Jadi Sri tidak akan kembali dan tidak bekerja lagi denganku disini. Lalu apakah kita akan jadi ke Tawangmangu ya? Keheningan dan kesunyian hati mengalahkan suara pembeli dan penjual di pasar yang ramai. Kegundahan hati membuat suasana bekerja terasa tidak nyaman dan penuh sesak terasa didada. 
Setelah agak siang Mas Jaya datang dengan seorang perempuan yang dikatakan Slamet tadi. 

“Polie, ini loh yang akan menggantikan Sri………?” kata kakakku sambil masuk kedalam. “Sibuk tidak hari ini tadi?” katanya lagi.
“Sangat sibuk kalau buka sendiri seperti ini, mana lagi hari senin banyak pembeli yang kulakan pagi hari.” Jawabku 
“Sri tadi malam dijemput sama pacarnya, dia diminta untuk berhenti kerja dan katanya mau menikah. Sementara Rose ini yang akan membantumu disini dan dia tinggal disini sama kamu. Dia sudah tahu kerjaan jadi tidak perlu ngajari lagi.” Katanya
“Kenapa Sri tidak memberitahu aku dulu kalau dia mau berhenti kerja?” kataku singkat.

“Semalam dia bilang kalau kamu sedang tidur waktu dia dari rumah semalam, jadi mungkin tidak sempat memberitahu kamu sebelum dia pergi.” Katanya lagi “Ya sudah aku kembali. Kalau ada apa apa kamu bisa minta rose untuk pergi kesana. Ada Laser Disc player hadiah dari Wings minggu lalu, kamu ambil nanti sore kalau kamu mau. Dirumah sudah ada jadi kebetulan nganggur kamu bawa kesini saja.” Katanya lagi.
“Laser disc……………?” tanyaku singkat
“Kamu ambil nanti supaya kamu tidak merasa bosan, bisa buat karaoke dan nyanyi bareng” katanya lagi.

“Kenapa tidak suruh Slamet saja yang antar kesini. Aku malas ketemu sao sao, banyak tanya ini itu” kataku menyahut.
“Ya, sudah aku suruh dia antar nanti setelah dia kirim barang ke Gedangan” jawabnya. “Ya sudah aku pulang dulu”
Aku menoleh kekiri dan menemukan seorang mahluk mungil kira kira tinggi 160 cm badan langsing dan rambut berombak. Kulit kuning bersih dan lesung pipit dikedua pipinya bila tersenyum. 

“Mas Polie………….saya taruh dimana tas baju saya?” dia bertanya pelan sambil memandang langsung kemataku. Wajah bersihnya nampak berseri dan kulit coklatnya nampak bersih dan bening. “Gadis yang sehat……………”pikiranku berkata.
“Kamu naik kelantai dua dan kamu buka pintu yang diujung, itu kamar kamu. Kamu bersihkan dulu kalau kotor, cepat turun kesini ya. Aku perlu bantuanmu mengatur barang barang ini.

“Ya mas…………..saya mau ganti kaos sekalian” jawabnya sambil berlalu dari depanku. Aku mengamati bagian belakang tubuhnya yang memakai rok jeans warna biru dan baju kaos putih. Pantatnya kecil dan dadanya kecil tapi enak dipandang, asetnya tidak begitu nyaman untuk dipegang tapi wajahnya lumayan menyenangkan untuk diamati. Pinggangnya yang ramping dan lekukan pantatnya juga cukup menggiurkan untuk dipeluk dan di dekap.

Bayangan Sri melintas dikepala dan pikiranku membandingkan tubuh Sri dan Rosminah bergantian. Assetnya Sri kelihatannya lebih baik, dadanya lebih besar dan pantatnya lebih nungging. Wajahnya Rosminah lebih cantik dan manis, kulitnya juga lebih bersih dan kelihatan sehat.
“Selamat siang mas………….?” Seorang lelaki menyapaku
“Selamat siang…………..bawa apa?” tanyaku kepada lelaki yang ternyata seorang salesman. 

“Ada banyak barang yang saya bawa, minyak, sisir rambut, …….., ………dan kondom juga ada” katanya lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar