Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 34

“Maassssss ……………apa semua lelaki mau melakukan seperti mas polie biasa lakukan kepadaku.” Katanya lirih seolah olah tidak ingin menyinggung perasaanku.
“Maksudmu apa Sri……….? Aku melakukan apa kepadamu? Memang ada yang tidak kamu suka?” kataku. Aku memandang kearahnya dan mengecup dahinya. 
“Bukan ………..mas. Aku suka sekali apa yang mas Polie lakukan. Maksudku apakah semua lelaki suka menciumi memeqnya pasangannya kalau sebelum main?”
“Aku tidak tahu Sri………..memang kenapa kamu tanya seperti itu?” jawabku
“Aku hanya ingin tahu mass………kenapa Mas Polie suka melakukannya?” tanyanya

“Karena aku ingin pasanganku senang kalau bisa mencapai kenikmatan. Aku tidak ingin egois dengan menikmati persetubuhan denganmu sendiri.” Kataku menjelaskan. “Memang kamu tidak suka kalau aku mengerjai memeqmu” kataku sambil melihat kematanya. Aku ingin tahu arah pembicaraan tentang memeq ini sehingga akan lebih tahu isi hatinya.

“Aku senang kalau Mas Polie mau melakukannya. Itu yang aku selalu rindukan, saat aku melakukannya dengan Mas Mulyono dia tidak mau melakukan seperti Mas Polie lakukan padaku. Benar kata Mas Polie, dia egois dan tidak mau menyenangkan pasangannya.” Sri memeluk erat tubuhku dan kaki kananya dia angkat dan tumpangkan ke pinggangku. 

Aku rengkuh kepalanya dan mengecup belakang telinganya. Sri menggelinjang dan mengendurkan pegangannya ketubuhku seolah olah memberiku lampu hijau untuk melanjutkan kegiatanku. 
Tangan kirinya menuruni dadaku, pinggulku dan bertengger di batreiku yang sudah tegak kembali. Dengan lembut dia memegang kepalanya dan jari jarinya dia putar lembut. 

“Aku gemas kalau memegang batreimu mas. Aku ingin menggigitnya kalau boleh. Aku mau memotongnya dan memasaknya. Mungkin enak kalau dimasak oseng oseng. Nama masakannya apa ya? Oseng oseng kulit titit mungkin cocok” katanya lirih.

Tanganku bergerak turun dan memegang pantat nunggingnya. Kulit pantatnya halus dan enak diraba. Rabaan tanganku membuat pantatnya menggoyang, membuatku teringat kala kita sedang bersetubuh. Goyangan pantat seperti ini yang membuatku tersiksa dengan kenikmatan. 

“Kamu mau aku menciumi memeqmu Sri…………?” tanyaku.
“Mas tidak keberatan toh?” tanyanya, bibirnya mendekati bibirku dan kulumat dengan lembut. Tidak ada nafsu yang menggebu dari ciuman kami. Yang ada adalah sebuah cinta kasih yang tersalurkan. Kasih untuk memuaskan sebuah birahi tanpa berlandaskan nafsu saja. Ciuman, kecupan, sentuhan dan rabaan membangkitkan keinginan. 

Aku cium pipinya dan menyingkir kebagian telinganya. Kecupan lembut mengiringi jilatan jilatan didaerah daun telinganya.

“Oooooooohhh massss……….bibirmu lembut sekali” erangnya. Semakin liar aku mengexplore daerah sensitivenya. Dan aku menuruni lehernya, aku duduk diranjang supaya aku bisa leluasa mengecupi lehernya. Hawa dingin menyambut kulitku sewaktu tubuhku terhindar dari selimut tebal yang kami pakai. Kuabaikan hawa dingin yang menusuk kulit dan kuteruskan kegiatanku untuk menciumi kulit lehernya.

“Aaaaaaahhhhhh masssss…………aku tidak bisa melupakan ini. Aku mau menciumi batreimu masssssss………..”pintanya dengan sedikit mengerang.
“Tunggu dulu aku belum selesai dengan lehermu” kataku. Aku julurkan lidahku untuk menyapu kulit leher dan menuruni kekulit pundaknya. Gigitan gigitan kecil di daerah itu membuatnya menjeri jerit kenikmatan.

“Ooohh…….aaahhhh………masssaazzzz” mulutnya tidak henti menyuarakan isi hatinya. Dan suara itu tidak menyembunyikan apa yang dia rasa sehingga merangsangku untuk melakukannya lebih lanjut. Tangannya masih mencengkeram batreiku dan sesekali mengocoknya pelan maju mundur dengan irama dan kecepatan tidak baraturan.

“Oooooohhhhh masss pintarnya kamu melayani wanita ooooohhhhhh enak sekali kalau kamu manjakan begini setiap hari.” Katanya dengan terengah engah.

Bibirku menuruni bagian samping teteqnya dan aku mengecupnya perlahan. Sri menggeliat kepanasan. Ada rasa gatal yang dia tidak tahu dibagian mana dia harus garuk. Yang dia lakukan adalah meliuk liukkan tubuhnya merespon kecupan dan pagutan bibirku disamping tubuhnya. “Maasssssssssssss ……..maszzzzzzzz aku nggak tahan……….terussssss massssssss.” Sri menekuk punggungnya keatas dan aku melepas pagutan mulutku untuk mengecup putting teteqnya yang dia sodorkan kemulutku. Aku sosor putingnya dan mengembatnya perlahan lahan seperti seorang bayi kecil menetek ibunya. Sri menggenggam kepalaku dengan lembut dan mengelus perlahan dengan pelan. Aku seperti dimanjakan dengan sentuhan tangannya dipipiku dan teteqnya yang sedang aku hisap. 

“Oooooohhh massss…….aku sayang sekali sama kamu. Oooooohhhh terus massss begitu terus aku mau kamu jangan berhenti……..ooohhhhhhh” katanya memberikan instruksi ketika hisapan dan putaran lidahku menyentuh nyentuh puttingnya. 

“Masss……..aku mau menghisap batreimu massssssss……..aku tidak tahan dengan siksaanmu ini…………Oooooohhhhh massssssssss.” Suaranya meninggi karena gemas atau karena birahi yang dia rasakan mencabik cabik pertahaannya untuk segera di lepas.

Sri bangkit dari posisinya dan mendorongku untuk berbaring, aku terpelanting jatuh ketempat tidurku dan memposisikan tubuhnya menghadap batreiku. Pantatnya dia hidangkan kemulutku dan sesaat kemudian mulutnya menjamu kepala penisku yang sudah mengeras.

“Ooooooohhhhh sayanggg………….enak sekali rasanya” aku mengerang sesaat setelah sri mengecup kepala kontolku. Lidahnya yang basah menyapu seluruh kulit kepalanya yang sensitive. Lidahnya dia goyang goyangkan seperti menyapu kotoran dari lantai. Kenikmatan yang tiada bandingnya………..perlahan lahan dia buka mulutnya dan kontolku pun memasuki rongga mulutnya yang hangat. Her soft mouth enveloped my cock and suck it softly deeply in search of honey. Aku tak kuasa untuk tidak melenguhhhhhhh ooooooohhhhhhhh dengan keras karena service yang dia tawarkan membuatku terpental pental dalam nikmat. 

Aku sungguh sungguh ingin menikmati pelayanan sexualnya dan melupakan tugasku yang sedang aku hadapi. Pantat mulusnya didepan mataku tidak aku sentuh sama sekali. Pemandangan terindah bagian tubuh seorang wanita adalah di pantatnya. Dan pantat yang mengapung didepanku adalah salah satu benda terindah yang ada saat itu.

“Mas……… ayoooooooooo kerjai aku” katanya sambil mengibaskan pantatnya. Aku sentuh pantatnya dan mengangkatnya sedikit supaya memeqnya berada tepat di mulutku. Sri mencondongkan badannya dan memposisikan tubuhnya selaras dengan posisi kaki dan tangannya. 

Aku julurkan lidahku dan menyentuh bagian atas memeqnya……..Sri memutar pantatnya dengan maksud supaya aku langsung menjilati lobang memeqnya. Aku tidak ingin langsung terjun ke arena pinky nya. Aku masih menjilati dan memutar mutar seluruh kulit disekitar memeqnya. Bibir vaginanya kecoklatan dan merangsang untuk dikecup. Aku dekatkan bibirku dan menghisapnya. 

Sri terhenti, dan suara lenguhannya memanjang ooooooooooohhhhh masssss. Cairan asin terasa dilidahku dan meleleh dari dalam memeqnya. 
“Massssss hisaaaappp lagi yang lebih kuatttt………enaaaaaaaakkk masssss.” Teriaknya tercekat…………. 

Aku alihkan hisapan bibirku kearah biji kacang yang teronggok diujung atas memeqnya. Hisapan pelan dan sapuan lidahku membuat Sri gelagapan. Area sensitivenya yang aku kuasai membuatnya menggelepar tak karuan. Teriakan tertahan terdengar dari mulutnya dan wajahnya menengadah serta lehernya tertanganga. Hhhhhhheeeek hhheeeeek mengejang keras dan tertahan seluruh tubuhnya. Cairan lengket keluar dari memeqnya, kuhisap dan sapu clittynya dengan pelan. Tiba tiba Sri ambruk dan menindihku secara total. Nafasnya tak beraturan dan pantatnya masih tergolek tepat didepanku. Rambut rambut kecil tumbuh disekitar memeqnya terlihat jelas. Ada bau yang sangat khas terhirup rongga hidungku. 

Aku ingin puas juga, egoku berbisik. Aku belai pantat Sri dan membelah bagian tengahnya seperti membelah durian. Tidak ada biji ditengahnya, sebuah “core” terlihat gelap dibagian pusat pantatnya. Seperti halo matahari yang dikitari oleh serat serat otot berpusat dalam satu lobang. 

Aku sentuh cairan dari memeqnya dan aku oleskan kesekujur bundaran H I yang berpusat pada pancurannya. Aku lakukan itu berulang ulang, terkadang tangannya Sri melarangku tapi aku selalu tepis setiap kali tangannya bertengger di dipantatnya.
“Mas mau apa?” tanyanya

“Tidak mau apa apa………….aku hanya mau bermain main dibagian ini” kataku.
“Aku tidak mau kalau Mas Polie memasukkannya disitu” larangnya dengan pelan.

Pikiranku tertuju untuk menusuk masuk jariku kedalam anusnya, tapi tangannya menghalangiku untuk melakukannya. Cairan memeqnya cukup licin untuk membantu memperlancar jari jariku memasukinya. Tapi ya sudahlah aku tidak akan memaksanya untuk melakukannya lebih lanjut. 

Aku bimbang antara melanjutkan tidurku atau menuntaskan senggamaku dengan Sri. Sementara Sri masih saja mendekap kakiku dan terbujur jungkir balik dengan posisiku. Batreiku masih dia genggam dan bibirnya masih menempel dipalkonku. 
“Sri………..aku mau tidur atau mau meneruskan?” tanyaku 

“Mas Polie kan belum kelar…………kelarkan dulu saja ya mas supaya mas bisa bobok dengan nikmat.” Katanya sambil menoleh kepadaku. Pantatnya bergerak sesaat menoleh padaku dan belahannya nampak sangat sexy. Aku kecup bantalan daging yang membentuk pantat indahnya. 

“Mas Polie ayo kita berdiri………..aku mau jongkok mas. Aku mau ditusuk dari belakang. Mungkin sensasinya lain mas kalau kita berdiri.” Ajaknya untuk ber eksplorasi. Dia angkat pantatnya dan mataku sempat menangkap helaian rambut memeqnya yang masih pendek. Ingin sekali aku melumat bibir memeqnya lagi. Rasanya tidak akan pernah kenyang memakan bibirnya dan menggeruskan lidahku kedalam lobang merahnya. 

Sri berdiri dan menarik tanganku untuk membantuku berdiri juga. 
“Lebih baik kamu berdiri seperti anjing saja Sri, supaya aku bisa menusukmu dari belakang sambil berdiri.” Aku menarik tangannya untuk memposisikan tubuhnya. Tidak susah mengarahkannya karena dia tahu apa yang aku mau dan maksudkan sehingga dengan cepat dia memposisikan dipinggir dipan dan pantatnya menonjol keluar. Aku mengarahkan batreiku dan ternyata batreiku belum mengenal medan yang baru. Kepala batreiku malahan menusuk lobang anusnya. 

“Mas…………….! Jangan dimasukkan disitu!” teriaknya manja.
“Sorry Sri, aku tidak sengaja. Bantu dong supaya masuk kelobang memeqmu?” pintaku.
Tangan kanan Sri menjulur kebelakang dan meraih palkonku, dia tarik kearah memeqnya dan palkonku menyentuh lobang memeqnya yang sudah basah. Pemandangan pantat yang indah terbuka dimata telanjangku dan dengan pelan aku dorong batang batreiku kedalam. Jeritan pelan keluar dari mulutnya Sri terdengar sendu dan manja. Dia menggoyang pantatnya untuk membantu aku menyerbu lobang pertahanan akhir.

“Uuuuuuuuhhhhhhh massssss………rasanya selangit.” Erangnya ringan. Aku cengkeram bongkahan daging yang membentuk pantat indahnya dan diapun meliuk liukkan gerakan pantatnya kesamping kanan dan kiri. Aku menengadah keatas secara otomatis meresapi birahi yang menggebu dan sensasi yang diproduksi dari seluruh gerakan erotis pantatnya. Mata terasa kabur dan lenguhan adalah nada nada indah yang terdengar di telinga. Aku tundukkan kepalaku dan melihat belahan pantatnya dan meraba halus kulit yang membungkus bentuk unik yang menyimpan sejuta rasa itu. Mataku menerobos gerakan gerakan yang aku buat dan batang batreiku menghujam dan menusuk lobang nikmat yang sedang aku jajah. Gerakan erotis melangkapi pemandangan indah kulit pantatnya dan aku sempatkan memandang tabir vaginanya yang sedang aku kerjai dengan batreiku. Aku perlambat gerakan menusuk memeqnya supaya aku bisa menikmati gesekan dinding vaginanya. Rintihan dan rengekan enak terus terdengar. Kadang goyangan pantatnya bergerak liar dan jauh dari sangkaan dan perkiraan. Pantatnya kadang dia undurkan sehingga benturan paha dan daging pantatnya membunyikan nada “plok ………plok ……….plok………….plok seperti orang tepuk tangan. Memeqnya banjir dengan cairan licin sehingga penetrasi kedalam memeqnya mudah. 

“Masssssss………….raih dadaku mas………..Pilin pilin putingku doooooooooong……………oooooooohhhhh masss…. Ya begituuuuu ooooooohhh.” Getaran birahi memancing erangan yang lebih keras. “Bisa sodok yang keras lagi mas?” pintanya. 

Aku dorong palkonku kedalam hingga ujung batreiku menyentuh sesuatu didalam memeqnya yang paling dalam. Punggung Sri berkejot kejot mengimbangi gerakan pantatnya yang memutar dan menungging. Dinding memeqnya mencengkeram erat batreiku dan kepala kontolku membesar ingin mencerna dan melepaskan hajat yang terbendung. 

“Sri…………akuuu…u..u maaaauuu keluaaaaaar” erangku pelan. Jari jariku mencengkeram bongkahan pantatnya yang mengkilat terkena cahaya lampu kecil diatas kepalaku. Pantatnya mengodel odel kekanan dan ke kiri lair dan tak beraturan sehingga membangkitkan sebuah nafsu yang hampir meledak. Aku meringsek masuk dalam ke lorong memeqnya. Ingin kuledakkan hulu yang hampir terlepas kedalam lorong merah muda nya dan menikmati alunan lembut erangan bibirnya. 

“Massssss aku juga ingin sampai kesanaaaaaaaa. Aku mau sampaaaaaaaiiiiii juga. Percepat masssss nyodoknyaaaaaa maassss!!???” tak kuasa ku membendung bongkahan kuat yang mengganjal di batang batreiku.

“Keluarkan mana Sriiiiiiiiiii………..?” tanyaku seperti orang bodoh.
“oooooohhhh trusss massss oohhhhh enakkkk mas aku mau didalam saja massss………zzzzzzzzzzaaaaazzzz” katanya sambil mendesis. Aku kembali mencengkeram pantatnya dan mengangkat sedikit. Aku cablek dengan telapak tanganku. “plak …….plak ……plak…….” Rona merah cap tanganku membekas di atas kulit pantatnya. “Masss……..pukul lagi disitu ……….jangan keras keras ya…..ssss seperti tadi.” Pintanya kepadaku.

“plaaakk………..plaaakk” “ oooooooh massss………plakkkss…….plaakkss Ohhhh yaaa ooooohhhhh yaaaaa…ooooooohhhhhzzzzzz” entah rasa enak atau rasa perih yang dia rasa dari kulit pantatnya. Suaranya Sri mendesis dan mengerang indah” 
Gerakanku maju mundur tidak berhenti dan menyodok nyodok diiringi suara plok plok dari kedua bagian tubuh kami. Ada suara kegaduhan yang timbul mengiringi sebuah nyanyian paha dan pantat kami. Peringai wajah Sri menyiratkan sebuah kepuasan yang dalam dan himpitan hidup yang menjejal didalam hidup sirna. Kenikmatan sementara yang membuat hati terhibur dan terlena terasa mendalam. Semburan Sperma kedalam memeqnya Sri meredupkan birahi yang menyala nyala. Rasa letih dan lelah mennggelayuti badan. Hembusan nafas yang bertalu talu mendenguskan kemenangan sarat dengan nikmat tiada tara. Kemana lagi bisa mencari sebuah rasa yang tiada tara kecuali di dalam sebuah lobang lembut dan basah diiringi nada sendu erangan gadis. Mematikan akal sehat dan memadamkan naluri kesadaran.

Sri roboh dengan peluh dan akupun jatuh terjerembab diatasnya. Sempat aku bisikkan rasa terima kasihku ke telinganya yang membuatnya tersenyum dalam kesenangan. Kecupan dan pelukan menyeruakkan sebuah keinginan untuk merengkuh tubuh telanjangnya. Batreiku masih menempel diatas pantatnya dan lelehan sperma terasa membasahi kedua belahan tambun. Aku ingin berdiri dan mencuci apa yang baru saja menyembur dari batreiku. Tapi rasa penat dan letih menggeretku lebih dalam untuk tinggal dan menutupkan mata yang terasa sangat berat untuk dibuka.
Suara riuh yang asing membangunkan aku pagi itu. Kesadaranlah yang membangunkan aku sepenuhnya, kulihat jam telah menunjukkan hampir pukul 10 pagi dan keterasingan di dalam sebuah kamar losmen kecil segera sirna setelah aku membuka mataku. Dalam pelukanku Sri masih tertidur pulas, matanya tertutup rapat dan wajahnya memancarkan ketenangan yang sangat dalam. Garis garis wajahnya adalah garis wajah yang tulus sehingga terasa nyaman tidur dengannya. 

Aku tak kuasa melarang tanganku unutk tidak bergerak menyentuh wajah pulasnya. Jari jariku menyentuh wajah manisnya dari dahi menuruni kening dan pipinya yang halus. Hidungnya tak ketinggalan aku jepit pelan dengan jari telunjuk dan jempolku. Sri membuka matanya sedikit dan bergumam pelan yang tidak bisa aku tangkap. 

Spermaku yang sudah kering masih melekat diantara dua gundukan tambun pantatnya. Sri merasa cuek dengan keadaannya. Tanganku meraba keatas dan menyentuh teteqnya dan bertengger sambil membetot putingnya disana. Kegiatanku ini membangunkan Sri sepenuhnya.

“Mas Polie…………jam berapa sekarang?” katanya lirih.
“Hampir jam 10 pagi Sri, yuk kita bangun dan mandi Sri………..?” ajakku.
“Sebentar lagi ya mas………….aku masih capek rasanya” jawabnya pelan. 
“Aku mandi dulu kalau begitu Sri…………” kataku sambil mengangkat badanku untuk berdiri.
“Jangan mass,………………tunggu saja sebentar lagi. Aku juga mau mandi bareng sama Mas Polie” rengenknya manja.

Aku tidak jadi bangun, kembali mendekap badannya yang hangat. Sri memutar badannya membelakangiku. Punggungnya menempel didadaku, tangannya menarik tanganku dan meletakkannya di gundukan dadanya. “Mas dekap aku dong”? pintanya.

Tanganku kurangkulkan kedadanya dan mendekap dadanya erat erat. 
“Mas rasanya damai sekali berada dalam dekapanmu, aku ingin sekali kalau tidur nanti malam kita posisinya seperti ini. Mas ingat ya………….perempuan sangat suka kalau dadanya di dekap seeperti ini dari belakang dan dicurahi dengan kasih sayang. Dia rela sekali melakukan apa saja demi kedamaian yang dia rasakan.” Katanya lebih jauh.

Aku dengar apa saja yang dia ucapkan dan mendekap dadanya dengan tangan kananku. Tangan kiriku berada dibawah kepalanya sehingga tubuh kami benar benar merapat.

“Sri…………….aku lapar. Yuk kita bangun dan cari makan sekalian kita pergi ke air terjun.” Kataku

“Air terjunnya jauh dari sini mas?” tanyanya kepadaku.
“Tidak juga…………..mungkin hanya 15 menit kalau jalan kaki.” Jawabku
“Kenapa Mas Polie tahu, daerah ini?” tanyanya 
“Iya aku pernah kesini Sri………..jadi aku sedikit tahu saja. Tidak banyak.
“Ayo berdiri dan mandi cepat. Aku ingin sekali melihat air terjunnya.” Jawabnya antusias. 

Sri merangkak ke ujung tempat tidur dan pantatnya membelakangiku. Hamburger memeqnya melepuh dibagian sisi bibirnya. Nampak seperti gundukan tebal disisi kanan dan kirinya. Aku ingin memegang hamburger di tengah pangkal pahanya tapi terlambat, Sri keburu berdiri dan memandang keluar jendela. Hanya rambut rambut tipis yang tumbuh di atas gundukan memeqnya yang terlihat. 

“Ayo mas bangun………kita mandi bareng” katanya mengundang
“Lapar sekali aku Sri……………kamu lapar tidak?” kataku
“Iya mas………..lapar juga sih” jawabnya. “Mas masuk dulu kekamar mandi aku ambilkan dulu handuk dan bajunya mas.” Jelasnya

Perhatian sekecil ini adalah perhatian yang tidak akan pernah terlupakan dan masih banyak lagi perhatian yang dia berikan ketika dia masih bekerja denganku. Aku masuk ke kamar mandi dan sesaat kemudian Sri sudah masuk kedalam kamar mandi juga dan berdiri dibelakangku. 

“Mas airnya masih dingin sekali……….aku mau kramas tapi kok airnya begini dingin ya.” Teriaknya saat badannya terkena percikan air. 

“Kalau hanya terkena sedikit saja terasa dingin……….coba kalau tersiram seperti ini…..Byuuuuuuuuurrrr” aku siram setimba air ke badannya.

“Hhhhhhhhhhhaaaah Mas Polie jahaaaaatt!” Sambil mendekatkan badannya dan mencubiti lenganku dan perutku. Aku rengkuh badannya dan menarik kedalam pelukanku. “Tidak dingin kan?” tanyaku sambil tertawa melihat tingkahnya. Aku ambil air setimba lagi dan menyiram kepalanya. Tangan kananku memegangnya erat erat supaya dia tidak berjingkat jingkat. “Byuuuuuuuuuurrrr ha….hahaaaa…a…a…haaaa.” tawaku bergema didalam kamar mandi. 

“Masih kedinginan sayang……….?” Tanyaku padanya.

Sri mengusap air yang mengalir turun dari kepalanya dan membasahi seluruh badannya. Aku mengambil lagi setimba dan menyiram kan lagi keatas kepalanya. 

“Mas Polie jaaaaahaaaaaattttt sekali………..” katanya masih dengan manja. 
“Sudah basah kan………..? sekalian saja keramas supaya tidak terasa kotor” jawabku.

Acara mandi tidak perlu panjang lebar diceritakan dan kita keluar kamar setelah Sri membersihkan semua kasur dan kamar hotel. Kita pergi ke kantin yang berada di bagian depan losmen itu. Ketika kita masuk tidak ada orang yang sedang makan. Kita makan nasi opor ayam yang kita lahap dengan rakus karena perut kosong. Penjaga kantin tidak banyak bicara dan tanya ini itu. Kita pergi setelah kita bayar semua makanan. 

Udara cerah sekali, matahari bersinar dengan terang. Awan awan kecil berarakan diatas gunung semeru. Kita jalan ke arah utara dan menelusuri jalanan kecil seperti lorong atau kampung, jalan pintas menuju air terjun “gerojogan sewu”.

Perjalanan menuruni tangga yang sangat panjang melelahkan Sri, terkadang kita duduk sambil memandang monyet monyet yang bergantungan di rimbunnya pohon pohon terembesi dan pinus yang lebat. Beberapa pohon sangat tinggi dan akarnya menonjol diatas tangga. Banyak pengunjung pagi itu di tawangmangu jadi suasana cukup rame. Sri menggandeng tanganku, sesekali kita berpelukan sambil berjalan. Udara sangat segar dan memancing suasana yang romantis.

“Sayang sekali kita tidak punya kamera ya mas?” katanya.
“Memang kenapa kalau kita bawa kamera Sri.? Kamu mau foto monyet monyet itu?” tanyaku menggoda……….

“Aku mau foto monyet besar yang menindihku semalaman, bikin capek orang saja” katanya sambil nyengir.

“Bisa foto polaroid dibawah sana kalau mau?” kataku
“Apa itu polaroid mas………………? Tanyanya antusias. 
“Foto yang bisa langsung jadi. Segera setelah kita di foto kita bisa langsung ambil hasilnya” kataku menjelaskan. 

“Ya………..aku mau” katanya dengan riang. 
“Sri………..?” kataku menggantung
“Apa mas………?” wajahnya masih ceria.
“Kita besok sudah harus turun ke Surakarta.” Kita harus berangkat pagi supaya kamu bisa langsung pulang ke Malang” jelasku

“Mas jangan bicara dulu tentang kembali ke malang sekarang………Aku ingin menikmati dulu apa yang ada disini.” Jawabnya ringan. Kegembiraan seorang gadis berada di tempat yang baru terlihat dari wajahnya. Akupun tidak ingin merusak suasana hatinya. Kita terus berjalan menyusuri tangga dan sampai di sebuah jembatan di dasar air terjun. Banyak potografer berkeliaran menjajakan jasanya. Sekali kutip 15 ribu…………

“Sri kamu mau foto tidak disini?” tanyaku ingin tahu.
“Iyaaa mas……..aku mau. Aku mau kalau kita fotonya dengan latar belakang air terjun yang disana itu.” Katanya menjelaskan. “Mas bisa tidak kita minta beberapa orang untuk ikut difoto dengan kita supaya aku tidak canggung menunjukkan foto foto ini ke temanku?” katanya…….

“Boleh…………..” jawabku mengerti apa yang dia makud.
Aku meminta fotografernya mengundang beberapa cewek disitu untuk berpose bersama kita. Aku sengaja berdiri dibelakangnya Sri.
“Fotonya bagus ya mas………..?” katanya dengan riang.
Sri nampaknya menikmati keberadaannya di Tawangmangu, pikirannya tidak terpengaruh dengan waktu yang makin singkat. Kita berjalan bersama menyusuri

Batu batu cadas yang celah celahnya dialiri air gunung yang sangat bening dan tidak terkontaminasi.

“Mas Polie………….udaranya sejuk sekali ya? Aku senang akhirnya aku bisa berada disini. Betul betul sebuah suasana yang sangat segar dan jauh dari hiruk pikuk arena pasar. Seandainya aku masih bisa berlama lama disini. Aku ingin melewatkan malam tahun baru disini denganmu mas.” Katanya sambil memandang air terjun yang begitu tinggi di depan kita. 

Titik titik air yang pecah di batu cadas raksasa berhamburan diudara sehingga titik 2x air menimpa rambut dan wajah kita. Nampak seperti bintang bintang yang gemerlapan di rambutnya. 

“Sri………….ada bintang di kepalamu?” kataku mengalihkan pembicaraannya. 
Sri melihat kearahku dan dan kepalaku sehingga diapun tersenyum. 
“Dikepalamu ada banyak bintang juga mas………….” Celotehnya.

Ada sebuah jembatan yang menyebrangi aliran sungai kecil diatas batu batu cadas besar yang dialiri air. Jembatan itu menghubungkan ke sebuah tempat yang banyak tanaman dan tumbuhan rimbun. Mataku memandang kearah itu dan aku bisa melihat beberapa pasangan muda duduk disana dan berpelukan. 

“Sri……..kita kesana yuk?” tanganku menunjukkan kedaerah yang kuinginkan.
“Ada apa disana mas?” tanyanya
“Mmmmmmmm duduk duduk saja” kataku
“Boleh …….tapi nanti kita kembali kesini lagi ya mas” katanya
“Kamu ingin berenang tidak?” tanyaku sambil menoleh kearahnya
“Memangnya disini ada mas?” tanyanya heran……………..
“Ada dua kolam renang disini……….satu untuk anak anak. Yang satunya untuk dewasa………. 

“Tapi aku tidak bawa ganti……….?” Katanya menyesal. 
“Kita lihat dulu kesana yuk…..?” ajakku sambil menggandeng tangannya.
“Mas……….bisa berenang? Tanyanya ingin tahu.
“Bisaa dong, masa tidak bisa” kataku “Memangnya kamu tidak bisa?” tanyaku bali

“Iya mas…….aku tidak bisa berenang, ajarin aku dong?” pintanya manja.

1 komentar:

  1. MANTAP SOB... POSTINGNYA DITAMBAH LAGI DONK... SOB YANGPENGEN NONTON BOKEP PALING HOT ..TINGGAL KLIK SALAH SATU AJA SOB... GA PAKE DONWLOAD.....

    SERI 1
    ======
    [+][+] --->>> BOKEP ABG SMU BANDUNG
    [+][+] --->>> BOKEP TETANGGA SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BCA
    [+][+] --->>> BOKEP SMP TANGERANG
    [+][+] --->>> BOKEP PEMBANTU TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP DI KOS KOSAN
    [+][+] --->>> BOKEP BISPAK MONTOK
    [+][+] --->>> BOKEP ML 4 CEWEK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP TANTE GIRANG

    SERI 2
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP MAHASISWI
    [+][+] --->>> BOKEP PNS SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP BULE TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP SMA MULUS
    [+][+] --->>> BOKEP SMP HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP SPG BAJU KETAT
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI MALL SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP SALON PLUS
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP CINA

    SERI 3
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB
    [+][+] --->>> BOKEP BULE SANGE
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP THAILAND HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP GURU MANIAK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKS BEBAS
    [+][+] --->>> BOKEP PESTA SEKS
    [+][+] --->>> BOKEP MAIN DI SUNGAI
    [+][+] --->>> BOKEP ABG JAKARTA
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BANK
    [+][+] --->>> BOKEP 5 CEWEK SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI SALON PLUS




    ------------->>> TRIMS YA GAN... SALAM SUKSES AJA BUAT AGAN....

    BalasHapus