Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 35

“Okay kalau kamu mau tapi …………kita tanya dulu deh siapa tahu kita bisa beli celana dan baju renang didekat kolam?” kataku. 


Seperti anak kecil yang girang, dia melompat sambil berjalan disebelah kananku. Tangannya menggenggam erat tanganku dan tersenyum, acara menyebrangi jembatan batal karena acara berenang lebih menarik perhatiannya. Sesampai di kolam renang kita lihat sebuah kios kecil dan menanyakan apakah menjual celana renang dan baju renang dewasa. Celana renang ada tapi ternyata baju renang dewasa tidak ada. Penjaga kios menyuruh kita ke bagian kios dewasa dan kita dapatkan sebuah baju renang one piece berwarna merah. 

“Ayo Sri kita ganti baju disana……….?” Ajakku menuju ke ruang ganti.
Sri masuk ke bilik terlebih dahulu dan keluar setelah beberapa menit. 
“Bagaimana mas………?” Sri menanyakan kepadaku.
“Kamu masih pakai BH mu Sri……? Tanyaku melihat tali Bh masih nampak di pundaknya.
“Iya mas…………kenapa?” tanyanya
“Kalau kamu berenang, BH mu bisa basah trus apa yang akan kamu pakai pulang nanti?” tanyaku mengingatkan.
“Jadi aku lepas saja ya……..” tanyanya
“jangan pakai celana dalam juga supaya nanti masih bisa kamu pakai kalau kita pulang?” beritahuku.
Sri kembali masuk bilik ganti. “Mas ……….teteqku kelihatan nongol putingnya!” katanya dari dalam bilik.
“Coba kamu keluar sebentar, aku mau lihat..............?” kataku menginstruksikan padanya. Sri keluar dari bilik kamar ganti dan dimataku tidak ada yang aneh. 
“Kamu lepas juga celana dalammu kan?” tanyaku ingin tahu.
“Iya ini” sambil mengangkat celana dalam hitam yang dia bawa. “Mas tadi kan minta aku melepasnya.” Jawabnya dengan cuek.
“Ya sudah biar aku gantian yang akan ganti……………” kataku. “Tunggu disini saja ya……….sebentar lagi aku akan keluar.” Pintaku.

Suasana di kolam renang sangat sepi dan tidak ada seorangpun yang berenang. yang berenang, aku berjalan ke kolam dan Sri berjalan dibelakangku sambil membawa sekantong plastik untuk menutupi bagian dadanya berisi pakaian kita dan baju dalamnya. Sri kelihatan agak malu dengan keadaanya didepan umum. Tapi tidak ditunjukkan dengan kentara. Dia taruh plastik bekas pembungkus baju renangnya yang berisi baju kita di atas bangku didekat kolam renang. Beberapa pengunjung grojogan sewu berlalu lalang dan kita duduk ditepi kolam sambil memasukkan kedua kaki kita. Kita celupkan kaki kita sambil bergoyang goyang dan berceloteh mengenai apa saja. Sinar matahari agak meredup tertutupi awan yang lewat dan rerimbunan daun daun yang menghalangi cahaya untuk penetrasi kebawah. 

“Mas ayo kita masuk kedalam air…………sudah ngga tahan ingin masuk nih” katanya. 
“Sebentar biar aku yang turun dulu supaya aku bisa tahu seberapa dalam kolamnya” kataku memintanya. Air dingin menyapa kulitku dan membenamkan dadaku, hampir sampai dipundak. “Ayo masuk sekarang ………..” kataku pada Sri.

“Mas bantu aku ya………..? katanya manja. Sri menceburkan badannya dan menjerit ringan. “Mas dingin sekali …………..!” 
“Tidak seberapa kalau kita sudah bergerak didalam kolam” kataku
“Mas belajar renang dimana?” tanyanya.
“Di kampung, waktu aku masih kecil!” kataku. Ada guru olah raga yang sering ajak kita, anak anak kampung, pergi berenang di Cokrotulung” jawabku. 
“Coba mas berenang ke tepi sana, aku mau lihat bagaimana mas Polie berenang” pintanya. 

Akupun menyebrangi kolam renang kecil yang berada di bagian pinggir Grojogan Sewu itu. Kaki bergerak cepat dan tanganku menyentuh ujung kolam dan kembali kearah dimana Sri menunggu dan melihatku. Aku tersenyum padanya ketika aku sampai disampingnya. 

“Mas Polie pintar ya……..?, ayo dong ajarin aku berenang.” Pintanya
“Sini berpegangan di besi ini!” kataku sambil memegangi besi memanjang dipinggir kolam renang. “Seperti ini dan angkat badanmu” aku memeragakan gerakan renang sederhana sambil memegangi besi. Sri melakukan hal yang sama dan posisi tubuhnya terlalu turun. Aku angkat badannya bagian perut dan menunjukkan kekurangannya. Perutnya terasa lembut di telapak tanganku. Aku ingin sekali meraba dadanya dan mencengkeram gundukan diujung pahanya. Tapi aku tidak melakukannya. Banyak pengunjung berlalu lalang melihat kita. 

“Kakimu salah Sri……….., jangan terlalu ditekuk” peringatku padanya.
“Begini mas………..?” tanyanya. Sri melakukan petunjukku dengan benar dan mengayunkan kakinya. 

“Terus begitu…………..dan badanmu kurang keangkat……..” aku pegang kembali perutnya untuk membantu supaya posisinya sesuai. Dadanya sangat menggoda dan aku tidak tahan untuk tidak membelainya. Aku geser sedikit keatas dan dadanya tercengkeram dengan sempurna. Sri memandangku dengan cemberut pura pura marah.
“Jadi begitu ya kalau mengajari berenang cewek” katanya sewot. 

“Kamu kan tidak bayar jadi itu adalah kompensasinya kalau belajar gratisan” kataku sambil menjulurkan lidah. Semetara tanganku tetap menempel dibagian luar baju renangnya. Kuncup pentilnya terasa membesar dan penuh pada saat aku membelainya. Terasa mengganjal dan gokil diluar bajunya. Aku ingin sekali memilinnya dari dalam bajunya dan mengemutnya.
“Mas lepaskan banyak orang datang tuh……….!” Peringatnya. 
“Mereka tidak lihat dimana tanganku sembunyi Sri………….!. Kamu terus saja gerakkan kakimu seperti itu. Jangan berhenti” teriakku pelan. Tanganku masih berada didadanya dan mengelus elus gumpalan bukit dadanya. 

“Mas………kenapa sih kamu selalu bikin aku terangsang?” tanyanya
“Kamu rasa enak tidak dibelai?” tanyaku tersenyum.
“Jangan disini mas………nanti orang melihat aku perempuan murahan?” katanya
Aku hentikan kegiatannku dan kupegang perutnya untuk mengangkatnya. 
“Sorry Sri……..kalau kamu tidak suka.” Kataku terus terang. 

“Tidak apa apa mas………..kamu tidak pegang memeqku sekalian. Hehehehehe katanya sambil cengengesan”

“Kurang ajar kamu Sri………….kau permainkan aku dengan kata katamu?” jariku mencubit dadanya dan mengenai tompel tengah teteqnya yang menonjol?”
“Aduh massssssss! Ampunnnnnn ampun. Tidak begitu lagiiiiiiii stopppppppp! Teriaknya manja sambil cengengesan. {teringat kembali kenangan manis ini} {Senyum dan kata katanya yang manja membuat hati trenyuh bila teringat}
“Memangnya memeqmu juga minta jatah perhatian ya, Sri? Tanyaku
“Iya dong………..tapi jangan disini mas, ngga enak banyak yang nonton” katanya
“Aku renang kesana ya Sri……….’kataku bergerak keseberang.
Mata Sri mengikuti kearah aku berenang. Wajahnya terlihat ceria dan senang. 
“Aku juga mau kesana mas?” katanya teriak.
“Jangan disini agak dalam” kataku melarangnya.

“Mas……….kita kembali ke losmen saja yuk……….aku lapar dan capek.” Katanya setelah beberapa saat. Aku menggangguk setuju, aku ingin menelanjangi tubuhnya dan memeluknya diatas kasur empuk yang hangat ditengah udara yang sejuk. Pikiran kotorku membangkitkan jari tunggalku yang kusimpan diantara kedua pahaku. 
Aku mendekatinya kembali dan bertanya “Kenapa kamu mau kembali ke losmen?” 

“Aku lapar mas………..yuk kita kembali ke Losmen.” Pintanya
“Yaa sudah ………aku keatas dulu keluar nanti aku bantu kamu ya?”

Aku berjalan kearah ujung kolam dan menaiki dinding kolam. Aku tarik Sri keatas dan kita berjalan sama sama ke tempat dimana kita taruh baju baju kita. Badan Sri basah kuyub dan badannya menggigil brrrrrr….rr.r..rrrrrrrrr dan bergetar getar. Aku rengkuh badannya dan mengajaknya ke kamar ganti. Beberapa orang melihat kita berjalan dan memandang tubuhnya Sri. Dengan tinggi 168 cm dan tubuh yang sexy banyak cowok melotot. Cuek, Sri menutupi dadanya dengan kantong plastik berisi baju kering yang kita pakai sebelum berenang. 

“Mas …………aku masuk dulu ya?” katanya
“Ya….Sri kamu mengeringkan badanmu pakai apa?” tanyaku. “Aku beli handuk saja ya?” kataku. 
“Tidak usah mas……….aku bawa tisiu. Biar saja aku keringkan pakai tisiiu. “ katanya menjawabku.

“Ya sudah kalau begitu…………..aku juga mau sekalian ganti kalau begitu. Tidak usah aku jaga disitu ya?” tanyaku

“Tidak usah mas………..ngga ada yang ngintip heheheee..” jawabnya.
Tidak ada air bilas dan aku terus ganti saja dengan celana dan kaos kering yang aku pake. Aku keluar dan masih belum melihat Sri diluar. 

“Sri kamu udah selesai belum?” tanyaku ingin tahu.
“Belum mas……….tunggu sebentar baru pakai kaos.” Jawabnya teriak.
Sri keluar sejenak kemudian dan kaos yang dia pakai agak basah oleh air kolam. Jam hampir menunjukkan jam 3 sore dan hari agak gelap. 

“Dimana kau simpan fotomu tadi Sri………….?” Tanyaku ingin tahu.
“Ada disini mas………Loh dimana kantong plastik berisi baju renangku?” katanya mengagetkan. “Sebentar mas…………ketinggalan di kamar ganti.” Sri berlari menuju kamar ganti. 

“Aduh untung tidak ada yang mengambil……..”katanya
“Yuk jalan ………….mesti naik dan melelahkan Sri. Kalau kamu rasa capek kasih tahu untuk berhenti ya. Kita bisa duduk sejenak kalau lelah. 

“Sri merangkulkan tangannya ke pinggangku dan kita berjalan menaiki tangga Grojogan Sewu perlahan. Kita kadang berhenti sejenak melihat induk monyet menggendong anaknya yang masih kecil. Terlihat juga induk monyet yang sedang menyusui bayinya. 
“Yang itu lucu ya mas……!” katanya sambil menunjuk ke induk monyet yang sedang mencari kutu di kepala anaknya. 

Aku melihat kearah yang ditunjuk dan mengiyakan kata katanya. 
“Sri……….aku ingin begitual lagi sama kamu.” Kataku sambil memandangnya
Sri menoleh kearahku dan memandang dengan mata nakal. 
“Mas bilang apa barusan……..? Aku kurang jelas?” katanya bercanda kumat.
“Aku mau gituan lagi dengan kamu?” kataku pelan ke telinganya.

Sri menggelinjang ketika bibirku terkena daun telinganya. “Iiiiiihhh geli mas” sambil mengibaskan kepalanya. “Mas ………….minta begini ya?” sambil menunjukkan kepalan tangannya dengan jempol terjepit diantara jari tengan dan jari telunjuknya.

Aku melihat aksinya dan menoleh kesekeliling kalau kalau ada yang melihat kepalan tangannya. 
“hehehehehehe mas mau begini ya…………?” katanya nakal. “Ayo kita bisa melakukannya disini. Aku lepas ya bajuku” katanya sambil memegang ujung kaos bawahnya.

“Huuussshh sembarangan kalau bicara. Jangan begitu………tuh banyak yang melihat” kataku sembarangan

“Jangan takut masss….itu kan hanya monyet monyet saja. Paling mereka hanya akan meniru aksi kita. Anggap saja kita memberi mereka sebuah pelatihan khusus tentang bagaimana bersenggama ala manusia” katanya sambil terkekeh kekeh.

“Sudah jangan bergurau………ayo kita jalan lagi” kataku
“Mas……..Polie gendong aku dong mas? Aku capek sekali rasanya menaiki tangga tangga ini. Kenapa tidak ada lift atau escalator ya seperti di Malang Plaza.” Katanya bercanda.

“Ayo aku gendong dibelakang” kataku mengajaknya. “Tapi setelah sampai diatas kamu harus panggil ambulans supaya aku segera ditangani.” Kataku

“Biar aku saja yang menangani kamu mas………..aku ngga mau kalau ada suster suster centil itu pegang kamu.” Katanya merajuk. Tangannya menggenggam erat tanganku dan kita mulai lanjutkan lagi perjalanan kita mendaki anak anak tangga kecil itu untuk keluar. Nafas nafas yang kita hembuskan adalah nafas kelelahan. Setelah bergerak gerak didalam air dan menggoyang goyangkan tubuh dilanjutkan menaiki tangga yang merayap keatas kelelahan mencapai puncaknya. Kita duduk di depan tempat penjualan tiket masuk dan bersender di bahu temboknya. 

“Lelah sekali mas………cari minum dulu yuk?” ajaknya.
“Biar aku yang beli diseberang………….kamu mau minum apa?” tanyaku 
“Aku minta air putih saja, beli sekalian yang besar mas………bisa kita minum nanti malam kalau haus.” Katanya.

“Nih………..minum” aku menyerahkan sebotol 1,5 liter air kepadanya. 
“Mas dulu deh yang minum………..aku minum setelah mas” katanya.

Aku turuti permintaannya dan meminum hampir setengah botol. Aku berikan padanya dan diapun meneguknya. Setelah agak hilang lelahnya kita berjalan menyusuri jalanan kembali ke losmen. Kita singgah di kantin depannya dan memesan makanan. Anak perempuan yang membawakan the panas semalam melayani kita. 
“Om sudah kembali ya…………, pasti capek ya?” tanyanya. “Mau pesan apa Om…….” Tanyanya

“Aku pesan nasi sama sayur sop ayam, kamu mau makan apa, Yang?” kataku kepada Sri yang sedang melihat dan membalik gambar gambar dikalendar yang tergantung ditembok kantin itu. 
“Aku mau makan yang hangat dan kering saja, mas?” katanya menjawab. “Ada nasi campur?” tanyanya kepada penjaga kantin.
“Ada mbak………mau ditambah ayam goreng dada atau paha?” tanyanya lagi menjawab.

“Dadanya saja ya…………..” katanya
“Baik mbak. Om kembali saja kekamar biar nanti saya yang mengantarnya kesana” katanya menyarankan. 
Aku rengkuh tangannya Sri dan menariknya kearah kamar. Sri membalas genggaman tanganku erat dan kita masuk kedalam kamar losmen. 

“Sebaiknya kita mandi Sri supaya kita tidur dengan nyaman setelah makan” kataku setelah berada didalam.

“Iya mas………..rasanya kulitku ngga enak. Kamu masuk saja duluan supaya kalau nanti makanan datang biar aku yang membukanya. Sri menuruti perintahku dan masuk kekamar mandi tanpa membuka terlebih dahulu bajunya didepanku. Sesaat kemudian terdengar air berhamburan dan menyirami tubuhnya.
“tok …tok ….tok…” pintu diketuk.
Aku berdiri dan membuka pintu, anak perempuan

Yang tadi melayani di kantin losmen berdiri tersenyum sambil membawa nampan penuh makanan yang kami pesan. Ada tempe dan tahu goreng yang masih panas mengepul kesukaanku. 

“Om makanan yang dipesan sudah siap” katanya dengan sopan.
“Ya sini bawa masuk saja” perintahku

“Sebentar Om……masih ada lagi, the panasnya belum dimasukkan.” Katanya lagi. Anak perempuan itu keluar dan masuk lagi membawa seteko the panas dan dua cangkir kosong. “Sudah Om ……….ini tagihannya” katanya sambil menyodorkan sebuah kwitansi. Setelah kubayar aku, anak perempuan itu meninggalkan kamarku dan aku menutup pintu dan menyusul Sri dikamar mandi.

Ketika aku masuk Sri sudah hampir selesai dengan mandinya, dia sedang mengeringkan badannya dengan handuk. Aku agak kaget ketika melihat matanya. Sri habis menangis, matanya sembab dan terlihat merah dan berkaca kaca. Aku mendekatinya dan bertanya “Kenapa Sri………….?” Tanyaku ingin tahu.

“Terkena sabun mas……rasanya perih?” jawabnya tapi menghindari tatapan mataku. Ada sesuatu yang dia sembunyikan dan tidak ingin aku ketahui. Aku tidak memburunya, kubiarkan sesaat dan dia keluar dari kamar mandi sambil melilitkan handuk kesekeliling tubuhnya. 

Aku mandi dan menyiram seluruh tubuhku dengan air yang masih terasa dingin es. Masa senang akan segera berakhir dan besok aku harus antar Sri ke Surakarta untuk mencari travel jurusan malang sebelum aku pulang kerumah ibuku di Kartosuro untuk berlibur. Pikiranku tidak tenang dan penuh sesak karena melihat Sri menangis dan ingin sekali mengetahui penyababnya. Kusabun tubuhku dan keramasi rambutku setelah berenang di kolam. 

Aku melangkah keluar dan mendapati Sri duduk ditempat tidur sambil minum teh manis yang ada diatas meja. Handuk masih melilit ditubuhnya dan rambutnya masih lembab.

“Sri………….!?” Panggilku
Sri menoleh dan melihatku. Matanya yang sembab karena menangis masih kelihatan. 
“Kenapa mas……….?” Tanyanya
Aku mendekati dan duduk disampingnya memegang pundaknya yang telanjang. Dia menyandarkan badannya ke dadaku sambil memegang cangkir teh yang dia minum. 
“Aku minta tehnya Sri……..aku juga haus nih.” Kataku sambil mengulurkan tangan kiriku meraih cangkir yang dia pegang. 

“Jangan mas…………biar aku ambilkan cangkir baru dan tehnya.” Dia berdiri dan melayaniku. Ketika membungkuk ujung handuk yang menutupi pantatnya terangkat. Memeqnya tersembul nongol dan mengintip keluar sedikit diantara tonjolan pantatnya. 

“Nih mas…………” katanya sambil mengulurkan cangkir berisi the panas.
Dia meletakkan cangkirnya dan kembali duduk disebelahku.
“Sudah…….? Biar sini aku taruh diatas meja?” pintanya.
Aku masih bertanya tanya mengapa dia menangis didalam kamar mandi. 
“Mas kita besok harus turun jam berapa” tanyanya.
“Kamu mau jam berapa berangkat?” tanyaku balik
“Aku tidak tahu mas…………baiknya jam berapa?” kataku
“Jam 9 pagi saja ya biar kita tidak terlalu buru buru kataku padanya.” Saranku. 

“Ya sudah kalau begitu………..” tandasnya menjawab. “Mas………kenapa waktui begitu cepat ya kalau aku bersamamu? Aku belum puas rasanya bila besok kita harus berpisah. Aku sedih sekali kalau aku besok harus meninggalkanmu disini.” Katanya sambil menubrukku. Keseimbanganku tidak kuat menahan badannya dan aku terguling ditempat tidur sementara Sri menempelkan kepalanya di dadaku. Terdengar isak tangis lirih dari mulut dan hidungnya. Air mata meleleh ke dadaku dan air hangat terasa mengalir menuruni kulit dadaku. 

“Sudahlah Sri…………kamu tadi bilang lapar dan mau makan, ayo kita makan dulu.” Kataku mengalihkan pembicaraan “Nanti kita bisa lanjutkan lagi, makanan keburu dingin.” 

Sri bangun dan mengangkat kepalanya dari dadaku dan melihat kearahku. Kudekatkan bibirku kebibirnya dan mencium pelan bibirnya. Sri mengambil bibir atasku dan membuka mulutnya menggigitku disana. Gigitan pelan menambah rasa birahi yang sempat redup saat kita berada di dalam kolam. Lidahnya menjulur keluar dan menyentuh bibir bawahku masuk kedalam rongga mulutku. Tawarannya sungguh manis untuk diteruskan, tanganku meraih teteqnya yang tertutup handuk yang hampir lepas. Kutarik handuknya kebawah dan muncullah kedua bukitnya yang menempel di dadanya, padat berisi dan penuh bundar. Mulutnya mencecap keras duel lidah kita dan birahikupun tersulut, letupan letupan indah mengalir deras diantara sentuhan kulit jariku dan puting teteqnya. 

“Oooooohhh masssssssss, kita teruskan yaaaaaa. Makannya nanti saja” pintanya.

“Sayur soupku keburu dingin saaaayang……ngga enak lagi dimakan” kataku menjawab. “Ayo lebiih baik kita makan dulu saja ya? Aku lapar sekali” kataku sambil bangun.
Yang tadi melayani di kantin losmen berdiri tersenyum sambil membawa nampan penuh makanan yang kami pesan. Ada tempe dan tahu goreng yang masih panas mengepul kesukaanku. 

“Om makanan yang dipesan sudah siap” katanya dengan sopan.
“Ya sini bawa masuk saja” perintahku

“Sebentar Om……masih ada lagi, the panasnya belum dimasukkan.” Katanya lagi. Anak perempuan itu keluar dan masuk lagi membawa seteko the panas dan dua cangkir kosong. “Sudah Om ……….ini tagihannya” katanya sambil menyodorkan sebuah kwitansi. Setelah kubayar aku, anak perempuan itu meninggalkan kamarku dan aku menutup pintu dan menyusul Sri dikamar mandi.

Ketika aku masuk Sri sudah hampir selesai dengan mandinya, dia sedang mengeringkan badannya dengan handuk. Aku agak kaget ketika melihat matanya. Sri habis menangis, matanya sembab dan terlihat merah dan berkaca kaca. Aku mendekatinya dan bertanya “Kenapa Sri………….?” Tanyaku ingin tahu.

“Terkena sabun mas……rasanya perih?” jawabnya tapi menghindari tatapan mataku. Ada sesuatu yang dia sembunyikan dan tidak ingin aku ketahui. Aku tidak memburunya, kubiarkan sesaat dan dia keluar dari kamar mandi sambil melilitkan handuk kesekeliling tubuhnya. 

Aku mandi dan menyiram seluruh tubuhku dengan air yang masih terasa dingin es. Masa senang akan segera berakhir dan besok aku harus antar Sri ke Surakarta untuk mencari travel jurusan malang sebelum aku pulang kerumah ibuku di Kartosuro untuk berlibur. Pikiranku tidak tenang dan penuh sesak karena melihat Sri menangis dan ingin sekali mengetahui penyababnya. Kusabun tubuhku dan keramasi rambutku setelah berenang di kolam. 

Aku melangkah keluar dan mendapati Sri duduk ditempat tidur sambil minum teh manis yang ada diatas meja. Handuk masih melilit ditubuhnya dan rambutnya masih lembab.

“Sri………….!?” Panggilku
Sri menoleh dan melihatku. Matanya yang sembab karena menangis masih kelihatan. 
“Kenapa mas……….?” Tanyanya
Aku mendekati dan duduk disampingnya memegang pundaknya yang telanjang. Dia menyandarkan badannya ke dadaku sambil memegang cangkir teh yang dia minum. 
“Aku minta tehnya Sri……..aku juga haus nih.” Kataku sambil mengulurkan tangan kiriku meraih cangkir yang dia pegang. 

“Jangan mas…………biar aku ambilkan cangkir baru dan tehnya.” Dia berdiri dan melayaniku. Ketika membungkuk ujung handuk yang menutupi pantatnya terangkat. Memeqnya tersembul nongol dan mengintip keluar sedikit diantara tonjolan pantatnya. 

“Nih mas…………” katanya sambil mengulurkan cangkir berisi the panas.
Dia meletakkan cangkirnya dan kembali duduk disebelahku.
“Sudah…….? Biar sini aku taruh diatas meja?” pintanya.
Aku masih bertanya tanya mengapa dia menangis didalam kamar mandi. 
“Mas kita besok harus turun jam berapa” tanyanya.
“Kamu mau jam berapa berangkat?” tanyaku balik
“Aku tidak tahu mas…………baiknya jam berapa?” kataku
“Jam 9 pagi saja ya biar kita tidak terlalu buru buru kataku padanya.” Saranku. 

“Ya sudah kalau begitu………..” tandasnya menjawab. “Mas………kenapa waktui begitu cepat ya kalau aku bersamamu? Aku belum puas rasanya bila besok kita harus berpisah. Aku sedih sekali kalau aku besok harus meninggalkanmu disini.” Katanya sambil menubrukku. Keseimbanganku tidak kuat menahan badannya dan aku terguling ditempat tidur sementara Sri menempelkan kepalanya di dadaku. Terdengar isak tangis lirih dari mulut dan hidungnya. Air mata meleleh ke dadaku dan air hangat terasa mengalir menuruni kulit dadaku. 

3 komentar:

  1. MANTAP SOB... POSTINGNYA DITAMBAH LAGI DONK... SOB YANGPENGEN NONTON BOKEP PALING HOT ..TINGGAL KLIK SALAH SATU AJA SOB... GA PAKE DONWLOAD.....

    SERI 1
    ======
    [+][+] --->>> BOKEP ABG SMU BANDUNG
    [+][+] --->>> BOKEP TETANGGA SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BCA
    [+][+] --->>> BOKEP SMP TANGERANG
    [+][+] --->>> BOKEP PEMBANTU TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP DI KOS KOSAN
    [+][+] --->>> BOKEP BISPAK MONTOK
    [+][+] --->>> BOKEP ML 4 CEWEK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP TANTE GIRANG

    SERI 2
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP MAHASISWI
    [+][+] --->>> BOKEP PNS SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP BULE TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP SMA MULUS
    [+][+] --->>> BOKEP SMP HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP SPG BAJU KETAT
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI MALL SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP SALON PLUS
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP CINA

    SERI 3
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB
    [+][+] --->>> BOKEP BULE SANGE
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP THAILAND HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP GURU MANIAK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKS BEBAS
    [+][+] --->>> BOKEP PESTA SEKS
    [+][+] --->>> BOKEP MAIN DI SUNGAI
    [+][+] --->>> BOKEP ABG JAKARTA
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BANK
    [+][+] --->>> BOKEP 5 CEWEK SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI SALON PLUS




    ------------->>> TRIMS YA GAN... SALAM SUKSES AJA BUAT AGAN....

    BalasHapus