Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 6

“Mana bisa muat mas kalau untuk berdua?, kasurnya kan kecil” dia menyanggah
“Bisalah nanti kita atur, aku tidak banyak goyang kalau tidur” ceritaku “Jadi tidak dibikin cupang dadanya Sriiii” ingatku
“Ya mas………..aku mau.” Jawabnya
“Sini baring disebelahku” aku geser badanku untuk memberi dia space baginya berbaring. “Tuuuuuu…….uuuuh muatkan untuk tidur berdua.” Tambahku

“Mas…….lepas dong baju kaosmu, aku ingin peluk mas telanjang dada” pintanya
Aku lepas baju kaosku dan berbaring di disebelahnya. Dia peluk aku seolah olah sedang rindu pada seseorang aku beranikan diri kecup bibir bawahnya dan dia membalasnya dengan semangat. Terasa dingin bibirnya saat aku lumat, tangan kirinya menarik kaosnya keatas dan menempelkan perutnya ke bagian perutku yang telanjang. Juniorku makin menjadi keras dan menonjol tegak karena aku tidak memakai cd. Tangannya kembali mengelus dadaku naik turun. Aku menggelinjang saat tangannya menggapai tepat dibagian atas juniorku dan dibawah pusarku. Aku sempat melenguh keras “aaaaaaaaah” 
Akupun tidak mau diam, tanganku juga aku tempelkan dibagian yang sama diatas mq dan dibawah pusarnya. Broooo emosi nafsu yang timbul luar biasa…………. Bibir kita masih berpagutan dan berusaha menggerayangi tubuh masing masing. Indaaaaaaahhhhh sekali dirasa sulit dijelaskan maknanya karena bukan sebuah gambar nyata. Aku tidak bisa membaca peta nafsunya, tapi dia bisa menuntun aku kearah mana dan bagian tubuh mana yang dia mau aku raba. Setiap kali dia gerakkan tangannya kebagian tubuhku, tanganku tidak tinggal diam kearah sana juga tanganku bergerilya ditubuhnya. 
Tangannya bergerak keatas kebagian nippleku dan akupun arahkan tanganku kesana. Rasanya selangit boss kalau mengingat kejadiannya. Dia berhenti dan memandang mataku. 

“Kenapa berhenti……….?” Tanyaku ingin tahu
“Mas……….katanya ingin buat cupang di badanku….? Ingatnya 
“Iyaaaaa……..sekarang ya…….tapi bagaimana caranya….?” Tanyaku minta ajar
“Mas coba tempelkan bibir mas ke sini” katanya sambil menunjuk kearah perut yang terbuka. “Trus mas sedot seperti yang aku lakukan pada mas tadi. Atauuuu coba sini aku tunjukkan lagi kepada mas” dia akan bangun untuk memberikan praktek.

“Tidak deh, aku saja yang melakukan, kamu kasih aba aba saja ya? Pintaku
Aku basahi bibirku dan mulai menempelkannya ke bagian perutnya. Baru saja nempel “Mas geliiiiiii” sambil menggeliat keras. 
“Terus bagian mana yang tidak geli” tanyaku mau tahu
“Sebentar mas……….” Dia bergerak untuk membuka seluruh baju kaosnya. 
Aku melongo melihat ini…………didepanku ada mahluk berbuah dada telanjang. Aku tidak bergerak, untuk pertama kalinya dalam hidupku melihat seorang gadis bertelanjang dada. Jantungku tidak karuan degupnya………dag………….. dig ……….dug ………dag…………. Dig………….. dug seeeeeeeeer

Mataku nanar melihat gundukan dua bukit didadanya, kenyalnya daging dada sangat memukau. Hati senang dan gembira, nafsupun semakin membara. Aku tempelkan kembali bibirku keatas permukaan kulitnya, tidak ku hisap tapi aku julurkan lidahku menyapunya. Dia melenguh lirih mengimbangi sapu bibirku. Badannya melengkung keatas seolah memunjukkan bagian tubuh mana aku harus sapu dengan bibirku. 
Terlihat jelas bulu bulu halus kecil dibadannya berdiri dan pori pori kulitnya mekar. Aku masih belum tahu seberapa hebat akibat sapuan bibirku ke tubuhnya. 
“Aaaaaahahh…….a.a..aaaahhhhh mas, teruskannnnnn…..oooohhoooohhhh” dia melenguh terus. Kepalanya menggeleng kekiri dan matanya tertutup rapi. Gejolak nafsukupun juga semakin besar respon dari lenguhan mulusnya kulit badannya dan bukit dadanya. 

Tangannya menyentuh wajahku dan dia tarik kearah kiri. 
“Mas…………..kamu menyiksa aku……….aku mau teteqku di lumat jugaaaa.” Kata katanya adalah sebuah perintah bagiku dan aku laksanaka. Tanpa mengangkat wajahku, aku arahkan lidahku ke dadanya. Menyapu seluruh kulit dibawah teteqnya dan sampai dibagian kaki bukitnya. Berhenti sejenak dan berputar putar disitu…………”oooooh masssss enaaaaaaaaaaakkkkk” Aku menaiki bukit dadanya dengan lidahku dan gerakan tubuhnya semakin liar. Bulu bulu di daerah dada atas semakin tegak. “Oooooooh ooooooooh ooooooooooooh yaaaaaaaa eeeeeessss mmmmasssss……………… dia semakin melenguh keras. Ujung nipple nya ngacung keatas. Aku jilat pelan pelan di ujungnya. Tanpa aku sadari tangannya udah menekan kepalaku. Mulutku yang terbuka menutupi putingnya.
“Hisaaaaaaap mas………….ayooooo cepat hisap” aba aba nya 
Kasihan ……….mendengarkan permintaannya aku lakukan hisapan hisapan lembuttttt 

“Oooh…………ooohhhhhh massss pintar juga kamu ternyata” dia berbisik lirih.
Positive signs……….aku lanjutkan hisapan hisapan lembut diputingnya. 
“maasss enak sekali………..aku tidak tahan massss……….” Tangannya meraba raba tubuhku dengan liar. Seolah ingin mencari sesuatu yang hilang. Aku biarkan saja mau apa dia. Aku terus hisap putingnya dan mendengar erangannya terus menerus sebagai tanda positive di telingaku. Aku pindah keputing satunya dan tanganku menyentuh puting di teteqnya yang lain. Aku elus ujungnya dan lidahku menyapu putting bukit satunyaa. “a…aaaa……aaaaa……..nikmat eeenakakkk masssssssss.

Tiba tiba dia lemas, tidak bersuara dan bergerak. Hanya nafasnya saja yang tersisa………..peluh keringat membasahi tubuhnya. 
“Adddddddduhhh mas enak sekali…………., aku sperti melayang dan dihempaskan turun.” Jelasnya kepadaku.
Dia bangun untuk duduk dan aku melihat teteqnya bergoyang, juniorku tersontak sontak. Matanya melihat kecelanaku dan tangannya menjulur kearahnya, dia genggam dan 

“Loh mas kenapa tidak pakai cd……?” tanyanya
“Iyaaaaa, aku tidak pernah pakai cd kalau tidur”? kataku
“Sekarang kan lagi jam 4 masa mas mau tidur sekarang?” dia tidak mau kalah
Kan aku sedang ditempat tidur sekarang sri….?” Aku jawab asal
Aku belum lulus pelajaran ketiga “membuat cupang” pikirku

“Mas……….suka dengan teteqku” tanyanya, tangannya masih menggenggam juniorku. Dia kocok perlahan lahan dan membelai kepalanya.
“Iyaaaa dong” kataku sambil berbaring. “Capek, sri setelah menghisap teteqmu.” 
“Oh aku kira sehabis minum susu biasanya segar bugar, tapi kenapa mas kok malah capek” katanya “Itu berarti susunya tidak cocok ya mas” timpalnya
“Tidak begitu Sriii………., aku menghisapnya dalam keadaan duduk dan bengkok badanku jadi aku capek. Coba kalau posisinya sambil berbaring kan enak dan pastinya segar setelah menyusu.” 
“Mas buka celananya dong…….. tuh batreinya udah penuh” tangannya menggapai celana pendekku.
Tanpa berkata a b c d aku mengangkat pantatku dan dia membantu melepaskan celanaku. Juniorku berdiri tegak. 

“Mas…………..kamu orang kedua yang menyentuh dadaku dan melihatku telanjang, mas jangan pandang aku sebagai cewek murahan ya……..?” pintanya
“Memang dari matamu aku memandang kamu begitu Sri? Jelasku
“Tidak mas…………siapa tahu mas memandang aku begitu” elaknya “Aku senang berduaan sama mas, lupa kalau dikampung aku udah punya pacar” tangannya tetap memegang juniorku. 

“Sri………….kocokkan tanganmu enak.” Erangku
“Iya aku tahu…………tuh udah keluar cairannya……….” Berarti sebentar lagi ingusnya juga keluar. “Aku ingin cium kamu mas……..” dia menunduk dan mencium bibirku. Aku tarik badannya untuk menindihku dan teteqnya tergencet diatas dadaku. Pemandangan yang indah melihat teteq yang menempel di dada. 

“Tidak sakit.teteqmu Sri….?” Tanyaku sesaat bibirku terlepas
Dia hanya menggelengkan kepalanya dan kembali mencium bibirku. Tanganku memeluk badannya yang hangat dan menggerayangi punggungnya. Aku gerakkan tanganku menuruni pinggangnya sambil tetap berciuman. Ciumannya semakin liar. Nafaskupun mulai tersengal sengal karena nafsu ingin dituntaskan. Tapi aku selalu menunggu apa yang selanjutnya terjadi. 
“Sriiiiiiiiii…………….” Ucapku lirih. 
Dia tidak menjawab, bibirnya lepas dari bibirku dan wajahnya menuruni kepipiku. Pipiku disapu dengan bibirnya yang basah dan sensasinya “ooooooooohhhhhhhhh luar biasa enaaaakkk” aku mendesis.

Aku raba turun kepantatnya dan aku belai dagingnya dari luar celana batik yang dia pake dan remassssssss karena gemas. Dia menggelinjangkan pantatnya yang menyentuh langsung juniorku. 
“Oohhh sri enak sekali kamu gerakkan pantatmu lagiiii” pintaku
“Enak ya mass……”senyumnya “Bagiamana begini ya?” sambil goyangkan lagi pantanya maju.
“Oohhhhhh……..ooohhhhhh” erangku
“Ohhhh begitu ya…………? Enak kalau dibegitukan. Aku tidak mau kasih enak enak deh. Kenapa kedengarannya kesakitan oooooooooooohh begitu mas suaramu?” ledeknya.
Aku masukkan telapak tanganku ke celana pendeknya dan aku sentuh pantanya. Dingin terasa kulitnya. 
“Eeeeeeehhhh mas jangan kamu masukkan jarimu ya, aku masih perawan” dia peringatkan.
“Aku tahu Sri……., aku tidak akan berbuat lebih. Kita saling jaga ya?” aku menenangkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar