Rabu, 15 Juni 2011

Rose, wanita penuh cinta dari Blitar 6

“Iyaa…..aku sudah melupakannya. Kenapa kamu tidak percaya kalau aku tidak akan marah padamu.” Seruku padanya. Rose berkelebat kekamarnya dan kembali membawa sebuah surat beramplop merah muda. Ada sebuah gambar hati dibagian depan amplop itu sehingga nampak bahwa surat itu untuk seorang yang dicintai. Bagian samping kanan amplopnya sudah tersobek rapi dan sebuah surat dengan tulisan tangannya Sri terpampang didepan mataku.

Salam rindu buat Mas Polieku,

“Rasanyasudah seribu tahun aku berada disini, tapi hatiku ada rasa kangen dengan dirimu. Aku tidak tahu apakah Mas Polie juga sedang merindukan aku. Tapi aku yakin juga sedang merindukan aku. Maaaaaas………Polie…..iiiiiiieeee akau kangen bobok sama kamu. ………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..aku tidak bisa melupakan paduan kasih kita saat kita berada di Tawangmangu. Memori indah yang kita ukir terpatri kuat dihati dan pikiranku. Aku sudah menyerahkan seluruh tubuh kepadamu. Hati dan pikiranku sering kau sita dengan impian impian indah yang Mas Polie tawarkan. 
Balas Suratku ya Mas………..Muaaachhhh salam rinduku untuk batreimu”

Dengan cinta dan ciuman hangat
Sri


“Mas pernah ajak mbak Sri ketawangmangu ya?” tanya Rose setelah aku selesai membaca suratnya. Tidak ada rasa cemburu yang aku takutkan dari suara perempuan disampingku. Kalaupun ada rasa cemburu kemungkinan Rose bisa menyembunyikan perasaan itu dengan sangat pintar. Tapi dari sorot matanya dan gelagatnya tidak ada rasa itu yang dia sembunyikan.

“Iya ….sebelum tahun baru kemaren” katalu menjawabnya.
“Bagus mas? Tawangmangu dimana sih mas? Tanyanya ingin tahu.
“Cukup bagus Rose….kamu mau jalan jalan kesana?” tanyaku sambil memandangnya.
“Mas mas…!! Kapan?” tanyanya dengan tidak sabar. 
“Aku tidak bisa janji sama kamu ya….tapi nanti kalau ada waktu kita bisa kesana. Tapi kelihatannya sulit Rose. Sebentar lagi aku akan kuliah. Kita ke tempat lain saja ya, bagaimana kalau kita ke Pacet?” tawarku.

“Pacet itu dimana Mas…?” tanyanya
“Dekat dari sini….mungkin 2 jam kalau naik angkot atau sepeda motor.” Jawabku
“Bisa tidak mas kita pergi hari ini?” tanyanya mendesak.
“Tidak bisa Rose….aku belum mahir naik motor. Apalagi aku kan belum punya SIM. Mana aku berani kesana.” Kataku menjawabnya
Rose memelukku dengan lembut. Tangannya dia taruh didadaku dan telapak tangannya dia usapkan kedadaku. Kepalanya dia sisipkan didekat leherku. Rambutnya yang ujungnya ikal menggelitik kelakianku. Matanya terpejam dan nafasnya agak memburu. Aku baru sadar ketika suaranya agak parau mengucapkan kata 
“Mas sana mandi dulu geh?” pintanya seperti membujukku.
“Aku ngga bisa mandi sendiri Rose…? Tolong aku dimandikan dong?” rengekku.
“Haiyaa…….Mas Polie ini pintar sekali kalau merajuk. Aku sudah mandi Mas, jadi aku ngga bisa basah lagi.” Katanya.
“Lepas juga bajumu Rose supaya kamu tidak perlu ganti baju lagi” jari jariku ingin menarik baju kaos yang dia pakai. 

“Ngga ahhh….! Mas mandi sendiri dong” katanya tidak mau kalah.
“Kalau begitu aku ngga mau mandi deh!! Syaratnya cuman satu…..kalau kamu mau mandikan aku akan mandi” kataku diam.
“Genit….pantas mbak Sri lengket sama mas” katanya sambil tersenyum.
”Jadi mau mandikan aku ya Rose?” kataku menekankan.
“Iya deh ayo….dasar anak aleman” katanya dengan suara yang dia buat jengkel.
“Bajuku dilepas dulu….”perintahku padanya sambil bangun tangan Rose menangkap unjung kaosku dan menariknya naik. Aku membantunya dengan mengangkat tanganku keatas dan dengan mudah dia melepaskan kaosku.

Rasanya telah lama sekali sejak mandi bersama Sri aku lakukan. Rose dengan telaten memandikan aku, tubuhku dia siram dan sabun. Bak seperti Raja yang sedang dilayani oleh salah seorang selirnya. Rose berbugil ria tanpa rasa canggung. Rasa malu yang dia rasa saat pertama aku bugili sudah tidak nampak. Terkadang di sela menyabuni tubuhku, dia menyempatkan diri untuk memelukku. Ada rasa sayang yang dia ingin dia berikan padaku. Rose memang special, tangannya yang lembut mengusap permukaan kulitku. Wajahnya penuh dengan kasih, ingin memberi, mencinta dan mendekatkan diri padaku. 

“Mas Polie ………” katanya pelan sambil menyabuniku.
“Kenapa Rose…? Jawabku
“Aku tadi malam tidur disampingmu, kenapa kamu tidak merasa ya?” katanya
“Iya..Rose aku tadi malam capek sekali.” Jawabku “Memangnya kenapa?” tanyaku ingin tahu. 
“Aku ingin dipeluk semalam. Aku ingin memeluk mas juga tapi aku takut mas marah karena tidurnya terganggu.” Katanya lembut.

“Lain kali kalau kamu ingin dipeluk tarik saja tanganku Rose sehingga aku bisa memelukmu.” Kataku sambil memandang ke wajahnya. “Sini kupeluk sekarang?” Aku menarik tangannya kearahku dan mendekap tubuhnya. Tubuhku penuh sabun dan terasa licin dan menimbulkan rasa geli. Batang batreiku terjepit diantara tubuh kita ngaceng dan berdiri tegak.

Rose menempelkan wajahnya dipundakku, terasa sentimental sekali. 
“Aku kangen sama Mas Polie, perasaanku mungkin seperti mbak Sri” katanya mereka reka. “Mungkin mbak Sri juga seperti aku ini mungkin ya?” 
“Aku tidak tahu apa maksudmu Rose” kataku bingung.

“Memang mungkin lelaki harus lebih banyak belajar untuk memahami perasaan wanita supaya tidak banyak korban yang menderita karena perasaan yang dipermainkan” cetusnya.

“Apakah kamu merasa aku mempermainkan kamu dan perasaanmu Rose?” tanyaku ingin tahu.

Rose menggelengkan kepalanya, tubuhnya melekat dengan tubuhku. Sabun yang dia lumurkan keseluruh tubuhku masih melekat dan menempel keseluruh tubuhku.

“Aku tidak merasa mas mempermainkan aku tapi malah sebaliknya. Aku merasa mas melindungi aku. Aku tidak tahu dengan pasti tapi hubungan kita ini seperti hubungannya mas dengan mbak Sri. Suatu saat aku akan merasa kehilangan mas” katanya pelan. Tangannya melingkar ditubuhku dengan erat seolah olah akan merasa kehilangan.

“Rose……? Kataku sambil mendongakkan wajahnya.

“Apa mas?” rose menengadah dan memandangku. Matanya berkaca kaca dan ingin menangis. Aku kecup dahinya dan memeluknya lebih erat. Aku merasa mentransfer sebuah kasih kepadanya dan dia menerima kasih itu melalui dekapan erat yang dia berikan kepadaku, tubuhku. 

Dia menengadahkan kepalanya lagi dan jinjit mencium pipiku. “Aku sayang sama Mas Polie. Aku tidak tahu seperti apa nanti kalau sudah pisah.” Katanya sambil berusaha senyum.

“Aku juga sayang sama kamu Rose” kataku penuh perasaan. Aku pegang wajahnya dan aku kecup bibirnya dengan hangat. Rose menerima bibirku dengan lembut, tidak ada nafsu dibalik ciuman bibir itu. Tapi sebuah ungkapan kasih yang timbul dari hati dan perasaan. Aku kulum bibirnya bergantian antara atas dan bawah. Sambil mengusap wajahnya dan pelukan, bibirku bertautan dan menimbulkan birahi yang sejak tadi timbul tenggelam. 

Kecupan berganti jilatan dan sentuhan berganti rangsangan. Gesekan tubuh dan kulit menjadi pemicu suasana yang lebih panas. Hawa kamar mandi yang sejuk dan dingin berubah memanas bersamaan dengan dengusan nafas yang keluar dari lubang hidung kita. Aku balikkan tubuhnya membelakangiku, dia berikan aku akses untuk menanamkan kecupanku ke lehernya dan tanganku mengenggam gundukan bukit di dadanya. Rintihan Rose seperti respon positive atas aktivitasku. Aku hisap lehernya dan sedot agak keras. 

“Ooooooooooooooooomasss….” Katanya mengerang. Aku melanjutkan seranganku kepadanya. Tangannya meraih kebelakang mencari batreiku. Dia pegang erat dan tarik karena gemas. 

“Jangan keras keras menariknya Rose…..tidak enak, sakit” kataku
“Maaf…aku gemes” katanya sambil memiringkan kepalanya. Bibirku masih bertengger disana dan menjalar ke kuping dan daun telinganya aku hisap. 

“Ooooooohhhh masss…….”dia mengerang lagi. “Aku yang seharusnya memandikan mas…..kenapa jadi aku yang kamu mandikan?” katanya dibalik erangan dan dengus nafasnya.

Tanganku berputar putar di dadanya dan putingnya mengeras, ada gundukan gundukan kecil disekeliling putting dan aerola yang mengitarinya. Gundukan gundukan yang menonjol tertata didataran kulit payudaranya yang halus. Aku sentuh dengan lembut dan pelan, mulutku mencumbu kulit dibelakang telinganya. 

Aku tersadar sejauh ini aku tidak menyentuh memeqnya, ada kerinduan untuk menyentuhnya, meniti kulit kulit yang membentuk gundukan lunak berlobang dan ber “Itil” itu. Aku celupakan tanganku ke bak mandi untuk memabasuh sabun yang menempel ditanganku. Tanganku menjalar di bawah perutnya. Saat menempel disana terdengar keluhan pelan keluar dari mulutnya Rose. 

“Ooooooooooohhhhh masssss.” Katanya pelan. Tubuhnya membungkuk sejenak sementara mulut dan lidahku masih mencerca dia bagian leher dan telinganya. Tanganku bak mempunya otak dan mata sendiri, hilir mudik kesana kemari menjelajahi area baru tubuhnya. Aku menyibak rambut ranbut pubic yang tumbuh diantara dua helai pahanya yang padat. Menelusuri celah celah lipatan sambil mendengar suara merdunya mengikuti aliran jariku.

“Maaaaaaaaaassss aku tidak tahan ……….akuuuuuu tidaaaakakkka tahan masss” teriaknya pelan. Jariku mencandai rambut rambut itu, perlakuan ringan yang aku lakukan membuatnya megap megap dengan nafas tersengal sengal. Dia angkat salah satu pahanya memberiku akses untuk menelusuri lebih jauh harta yang dia miliki.

“Ooooooooooooohhhhhh …..masssssss teruskan masssssss” erangnya rendah.
Ujung jariku menusuk sebuah area basah lengket dan hangat. 

“Addddddddduuuuuggggghhh masssssss” teriaknya tubuhnya bergoyang pelan dengan tatanan yang gemulai ingin mengarahkan tempat yang tepat bagi jariku berlabuh. Aku tidak menghiraukan kemauannya, aku punya cara untuk menyiksanya dengan kenikmatan. Mulutnya menganga penuh harap, aku kecup dengan pelan dan diterimanya dengan sangat buas dan rakus. Gigi giginya mengait kebibirku dengan keras.

“Massssss massssssss masssssssss Pollllllliiiieeeeeeee ampun masssss?” katanya setelah melepas bibirku. Respon atas jari jariku yang menyentuh itil lembut yang teronggok dibagian atas vaginanya. Tubuhnya merengsek ketubuhku dan tanganku dia jepit dengan kedua pahanya erat erat.

Liang vaginanya terasa basah kuyub dengan lelehan lahar yang bersumber dari lobang nikmatnya. Suaranya mengaduh aduh nyaring, terkadang membuatku taku tetangga sebelah mendengar suaranya.

ubuhnya hampir roboh bila tidak aku pegang, keadaannya sangat lemas. Aku dorong dia di dekat bak mandi dan aku suruh dia duduk dibibir bak mandi. Aku renggangkan pahanya sedikit melebar supaya agak leluasa. Aku kembali melahap lehernya dan menjilati menuruni bagian dada dan puntingnya. 

“Mas……masukin saja sekarang mas……aku sudah tidak tahan.” Bisiknya dengan suara agak parau karena nafsu yang membakarnya. Aku ingin berjongkok didepannya untuk menjilati memeqnya tapi tangannya menahan lenganku.
“Jangan mas…..aku sudah hampir mens. Aku takut kalau nanti sudah ada darahnya” katanya memberitahuku.

“Pantas saja, gairahnya menggebu karena ternyata sedang menunggu datang bulan” pikirku dalam hati. Aku angkat paha kanannya dan mendekatkan kontholku ke memeqnya yang sedang menganga menungguku. Aku gesekkan sedikit maju dan menyentuh seluruh pagar bibir memeqnya. Ada rasa gatal yang meminta untuk digaruk dan dilanjutkan gesekannya. 

“Rose……..kamu rasa enak?” tanyaku setengah berbisik

“Eheeemm” katanya sambil menganggukkan kepalanya. Aku mencium lembut pipinya seraya menusukkan kepala batreiku kedalam memeqnya. 

“ooooooooohhhhh mas……gatal sekali didalam memeqku.” Katanya sambil mengerang. Aku sodok masuk kedalam dan lelehan lahat putih yang membasahi liang vaginanya mempermudah tusukanku kedalam dan keluar. Aku suka merasakan kenikmatan bersetubuh dengan Rose. Batreiku menghangat dan kembali aku gosokkan kedinding Vagina yang melunak dan empuk sekali rasanya. Sasaran tepat untuk menggenjot lebih keras.

“Mas kakiku jangan pegang erat erat seperti itu………turunkan sedikit pantatku sakit duduk diatas sini” teriaknya dengan nada memohon.

Aku tersadar bahwa kakinya aku angkat sehingga dia tidak merasa nyaman, aku turunkan sedikit dan menggenjot kembali. Kembali aku menusukkan peluruku, dan suara “ah ah uh uh ah ah uh uh” terdengar dari mulut kecilnya. Aku sodok dalam dalam perlahan dan teratur. Aku ingin tumpah, desakan sperma yang hampir memuncak semakin tinggi. 

“Rose aku mau keluar…..rose….ooooooohhhhh aku mau keluar Rose……aaaaaahhhhhhhhhh” aku cabut batreiku dan aku tumpahkan keseluruh perutnya. “Ohhhhh enak massss?” katanya ingin tahu. Aku mengerang kenikmatan. 

Rose mengelap sperma yang berceceran di perutnya dengan kedua tangannya. Beberapa tetesan sperma mengenai rambut rambut jembutnya yang tipis. Pemandangan dia mengusap spermaku cukup membuatku terkesan, tidak ada rasa jijik dia tunjukkan dengan benda yang baru saja keluar dari batreiku tadi.

Kita mandi bersama dan mengeringkan badan kita dikamarku, Rose memakai baju kaos yang dia pakai dan menyiapkan makanan untuk kita santap pagi itu. Telur yang dia goreng dan mie instant yang dia siapkan telah dingin, tapi rasa lapar setelah permainan membuat aku rakus. Rose duduk disampingku dan makan bersama.

“Sebaiknya lain kali kalau menggoreng telur dadar kamu harus kasih pedas Rose, supaya enak untuk dibuat lauk.” Kataku memberi tahu.

“Aku tidak tahu kalau mas suka telur dadar pedas mas” katanya
“Aku kemaren waktu kerumah Mas Jaya ketemu sama keponakannya mbak Aling dari palembang” kataku mengalihkan pembicaraan. “Dia datang kesini untuk membantu kita disini, jadi nanti dia ikut tinggal dengan kita.”

“Ohhhhh siapa namanya mas? Kapan datang?” tanyanya ingin tahu. Pertanyaannya tidak berhenti dan terus beruntun.
“Namanya Valen, aku tidak tahu kapan dia datang tapi dia akan tinggal dengan kita disini. 

“Kita ngga bisa begini lagi dong mas kalau dia ada disini?” tanyanya kepadaku dengan terus terang.

“Mungkin kalau mandi bersama kita ngga bisa kalau dia ada tetapi kalau dia tidak ada kita bisa kok.” Jawabku. 

“Nanti kalau kita mau begituan bagaimana mas?” tanyanya ingin tahu
“Begituan apa maksudmu Rose?” tanyaku memancing.
“Ya begituan seperti yang baru saja kita lakukan, begini?” katanya sambil menunjukkan tangannya yang terlipat dengan ibu jari terjepit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

“Setiap kali kalau kamu ingin kita bisa lakukan dikamarmu” kataku. “Kalau dia sudah tidur kita bisa melakukannya. “Memangnya kamu masih ingin begituan?” tanyaku memancing.
“Memang Mas Polie tidak?” tanyanya mengunci mulutku.
Aku mengeluarkan sepeda motor Yamahaku dan menunggu Rose diluar toko. Aku sengaja mengajaknya untuk ikut bersamaku belajar naik motor. Setelah mengunci pintu Rose berjalan kearahku dan duduk dibagian belakang motor. Aku mengarahkan sepeda motorku kearah barat dan menuju perumahan tropodo. Tempat ini aku pilih karena lokasi sangat pas untuk berlatih naik sepeda motor. Sepeda motorku mengerang menuju kesana dan ketika aku memasuki daerah perumahan itu, aku ambil tangan Rose dan melingkarkannya di perutku. Ada rasa senang dan bangga bisa menggonceng seorang gadis dibelakangku. Tangannya yang kecil melingkari perutku dan rasa nyaman aku rasakan disana. Jari jarinya menempel tapi terasa agak canggung. Bak seorang lelaki dewasa yang sedang menggonceng kekasihnya, aku putari perumahan itu perlahan lahan.

“Mas Polie……..temanku ada yang kerja di perumahan ini.” Katanya memberitahuku.

“Siapa namanya?” kataku ingin tahu
“Mirah, dia bekerja di sebuah rumah yang ada tokonya” jelasnya 
“Kamu mau ketemu dia?” tanyaku
“Aku malu, kalau ketemu dia sambil meluk mas. Apa kata dia nanti ke keluarga suamiku” katanya lagi.

“Ya….sudah kamu lepas saja pelukannya.” Kataku memberitahuku.
“Kita cari saja tempatnya dimana” kataku membujuknya.
“Kita putari saja mas pelan pelan” katanya sambil duduk dekat denganku.
Dadanya menempel dipunggungku dan rasa kenyal terasa dipunggungku. Batang batreiku ngaceng dan mengeras. Ingin aku pulang kembali dan menggerepe dadanya yang hangat itu. 

Setelah memutari beberapa blok aku kembali memutari dibagian depan perumahan itu. Ada sebuah rumah dengan sebuah toko terletak dibagian depan rumah itu. Aku berhenti dan turun dari motorku. 

“Aku capek Rose, kita berhenti ditoko itu sebentar dan bertanya apakah temanmu kerja disana.” Ajakku padanya.

“Mas…jangan lama lama ya, nanti dia mengetahui hubungan kita” katanya
Seorang ibu berdiri ditoko menyambutku
“Beli apa koh?” sapanya ketika aku masuk
“Ada minuman dingin tidak ya?” tanyaku
“Ada mau apa?” tanyanya “Teh Sosro atau kotak, coca cola, sprite, fantat?” katanya

“Ada teh kotak tidak bu?” tanyaku padanya
“Ada, mau berapa ya?” katanya
“Minta dua bu” kataku. “Tidak punya pegawai” tanyaku basa basi
“Ada …cuman dia sedang memasak dibelakang” jawabnya
“Rasanya saya pernah melihat engkoh ini ya?” katanya sambil melihatku tanpa berkedip. Aku tersenyum dengan sikapnya.

“Saya jaga toko dipasar ********* bu” kataku menjawab teka teki yang dia pikirkan.

“Ooohhhhh pantas” katanya “Jadi sedang tutup tokonya ya?” 
“Iya……sedang belajar naik sepeda motor” jawabku
“Bu……saya punya teman kerja di tropodo sini. Namanya Mirah, apa dia kerja disini?” Rose bertanya kepada perempuan penjual itu.
“Wah dia sudah keluar 2 minggu lalu.” Katanya.
“Loh kok keluar?” tanya Rose agak kaget.

“Dia pacaran dengan buruh bangunan yang mengerjakan rumah di block C. Dia selalu minta ijin keluar untuk menemui pacarnya itu. Kita bekerja kan butuh dia, lah kalau dia selalu minta ijin, pekerjaan jadi terbengkalai. Saya dengar dia sekarang kerja di Karang Pilang.” Kata ibu tadi menjelaskan. Rose agak lega dengan penjelasannya sehingga dia tersenyum ketika ibu tadi mengatakan kalimat terakhirnya tadi.

Aku bayar teh yang kita minum dan berjalan keluar dari toko itu. Aku kembali nyalakan mesinnya dan Rose naik diboncengan belakang. Aku menjalankan pelan sepeda motorku kembali memutari jalanan kecil di perumahan itu. Jam masih menunjukkan angka dibawah jam 12. Terlintas pikiran untuk jalan jalan ke Pacet sekarang juga, tapi ada rasa takut untuk kesana karena harus melewati pos pos polisi. 

“Rose mau kemana lagi?” kataku bertanya
“Aku tidak tahu mas……kenapa kita tadi tidak bawa jaket ya mas?” dia mengingatkan. 

“Iya….aku juga menyesal kenapa aku tidak bawa jaket.” Kataku. “Lebih baik kita jalan jalan saja Rose ke Krian. Aku lama tidak lewat sana. Ada warung dawet Ponorogo sangat enak di terminal Krian” kataku

“Okay Mas Polie….disana ada juga Rujak Cingur ya?” tanyanya ingin tahu.
“Aku rasa ada deh…….” Kataku. Aku arahkan motorku kesana dan pelan pelan menuju ke Krian. 

Aku tidak yakin dimana tepatnya terminal bis di Krian karena hanya sekali saja aku kesana diajak Mas Jaya. Aku lewati Tambak Kemeraan dan Pabrik Gula Krian [Sekarang sudah tidak ada] kemudian bioskop Mutiara [sekarang sudah almarhum] dan akhirnya kita sampai juga di terminal Krian. Banyak sekali manusia berkerumun disana yang akan bepergian. Sebagai sebuah jalan poros utama Jalanan sangat macet dan sesak. Warung dawet Ponorogo tutup, baru teringat ternyata ini hari Lebaran pertama. 

Beberapa orang menawarkan dagangan tetapi tidak begitu banyak. Kita melewati bagian dalam terminal untuk mencari penjual Rujak Cingur tetapi tutup juga. Mataku menubruk sebuak lapak kayu atau bambu dan beberapa orang sedang memilih milih sesuatu disana. 
Rose sedang melihat lihat barang barang kecil jepitan rambut murahan dengan berbagai macam bentuk dan warna. 
“Rose aku kesana sebentar ya……nanti kalau kamu sudah selesai kamu susul aku kesana” kataku memberitahunya.

“Ya mas, nanti aku kesana. Hati hati dompetnya mas. Banyak pencopet!” ingatnya kepadaku.

Aku mengangguk dan berlalu menuju ke lepak yang tadi aku lihat. Ada tumpukan beberapa kotak kotak kecil yang di pajang dengan berbagai gambar disana. Beberapa orang memegang kepingan kecil dan memberikan pada penjual untuk mencobanya. VCD itu kata mereka dan memang itu adalah VCD yang saat itu sangat populer. Dibagian lain lepak itu terburai VCD dengan berbagai film dan gambar. Agak mengherankan di hari lebaran begini pedagang VCD berbagi info hiburan alias berjualan. 

“Mas coba yang ini?” kata seorang pembeli.
“Yang itu tidak boleh dicoba mas, karena karaoke sexy.” Kata penjual
“Apa maksudnya?” kata si pembeli
“Modelnya video clipnya telanjang mas” katanya setengah berbisik.
“Ada tidak VCD yang beginian?” kata seorang pembeli yang lain.

Penjual melihat tangan pembeli yang terhunus dengan ibu jari terjepit diantara tekukan jari telunjuk dan jari tengah. “Ada……tapi harganya mahal” kata pembeli sambil matanya mengawasi sekeliling. 

“Berapa” tanya si pembeli
“Dua lima ribu” katanya, jarinya menunjuk 2 dan 5. Dari bawah tumpukan kerdus kedus dia mengeluarkan 5 buah VCD dengan gambar sangat hot dan mengundang
Dari bawah tumpukan kerdus kedus dia mengeluarkan 5 buah VCD dengan gambar sangat hot dan mengundang syahwat. Aku menengok VCD yang dia pegang dan tertarik ingin membelinya, jelas sekali sampul VCD yang dia tunjukkan pada pembeli pertama mengundang perhatian seluruh mata pembeli. Hampir semua pembeli memelototi gambar cover yang digenggam oleh penjual.
“Cepat pilih yang mana,” katanya sambil melihat sekeliling seolah olah ada rasa takut di gerebek. Disituasi semacam begini tidak mungkin akan digerebek, apalagi didalam terminal Krian. Jarang ada polisi, kalaupun ada pasti sedang mengatur lalu lintas. 
Aku mengulurkan tanganku meraih sebuah VCD dan penjual tadi melihatku sekilas, dia melepaskan VCD yang aku pilih dan membiarkanku melihatnya sebentar. Aku masih ingat dengan jelas judul VCD porno yang pertama kali aku pegang dan tonton. “MIAMI SPICE” Aku keluarkan dompetku dan membayarnya, aku diberi sebuah kantong plastik untuk VCD yang baru saja aku beli dan aku meninggalkan stand vcd itu. 
“Dapat apa mas?” tanya Rose padaku ketika aku mendekatinya. Dia nampak masih sibuk dengan pernak pernik wanita. Ada rasa kasih padanya melihat dia memilih milih barang yang dia sukai. Mengamati wanita yang sangat dekat dengan kita kadang membuat kita terlibat secara emosi. Dan itu aku rasakan ketika memandangnya memilah milah jepit rambut dan sisir yang dia akan beli. Ditangannya telah tergantung sebuah tas plastik kecil yang berisi beberapa benda kecil. Aku ingin sekali mendekatinya dan menyentuh pundaknya tapi keinginan itu tidak aku lakukan karena aku akan kehilangan sebuah momen. Momen dimana tidak ada distorsi dan gangguan dalam menikmati kecentilan dan keadaan seorang wanita yang dekat dengan kita. 
Rasa cinta tumbuh dari hal hal kecil yang kita rasakan dan kita amati. Mengamati Rose di siang itu menumbuhkan rasa cinta di hatiku. Rose dan wajahnya yang innocent dan tingkah polah seorang gadis yang tumbuh didesa menambat hati dan perasaanku.
“Mas……..apa yang kamu lihat?” tanyanya padaku mengagetkan. Lamunanku dan pandanganku padanya terhapus. 
“Ngga ada” kataku sekenanya. “Yuk kita pulang cepat. Kita bisa kehujanan kalau tidak segera pulang.” Awan gelap berjalan berarak ke utara menyelimuti langit Krian siang itu. Titik titik hujan jatuh dan membuat suara sesaat airnya menghantam atap bedhak yang terbuat dari seng seng tipis. 
“Terlambat mas…….berani pulang sekarang?” tanyanya sambil cengar cengir.
“Kita disini saja dulu deh?” tawarku.
“Mmmmmm……..enak dirumah mas.” Katanya menyarankan. “Mas……..boleh tidak kalau aku beli qitex, cat kuku?” tanyanya padaku. Aku merasa jadi orang penting baginya saat itu. Kenapa 
“Boleh….tapi kamu mau beli warna apa?” tanyaku padanya.
“Mas yang pilihkan ya……..siapa tahu kalau aku yang milih sendiri nanti kelihatan norak dan murahan.” Katanya menjelaskan alasannya kepadaku.
“Rose……….sebaiknya kamu memilih sendiri trus nanti tunjukkan aku kira kira mana yang cocok buat kamu. Aku tidak tahu kalau kamu juga suka bersolek” kataku padanya. 
“Mas ngga suka ya kalau aku bersolek” tanyanya sambil memandangku. Matanya berbinar binar ceria, rasa senang yang di rasakan tidak tertutupi oleh matanya. Aku memandangnya dengan senang juga. Tidak ada beban rasanya hari itu karena toko tidak buka dan aku bebas melakukan apa saja tanpa ada rasa terpaksa.
“Mas…….beli apa?” tanyanya, matanya memandang ke buntalan tas plastic yang aku pegang.
“Aku beli film” kataku menjawabnya.
“Yang ini bagaimana mas….” Tanyanya sambil menunjukkan warna yang dia telah usap di ibu jarinya. 
“Bagus kok ……..cocok dengan warna kulitmu” kataku menjawabnya
“Ya sudah aku beli ini saja ya?” tanyanya lagi.
“Terserah kamu…..kamu ngga mau coba warna yang lain?” tawarku
“Uangku tidak cukup mas……mas tambahkan dulu ya. Nanti aku akan ganti kalau sudah dirumah.” Katanya berjanji.
“Gampang ambil dulu saja nanti kita bisa totalan.” Kataku sambil tersenyum kepadanya. Hujan rintik kecil mulai turun. Aku ingin segera pulang dan menonton VCD yang aku telah beli. 
“Mas kita pulang sekarang ya?” tanyanya kepadaku.
“Tapi hujan Rose……….kamu mau hujan hujan?” tanyaku padanya
“Boleh ………..kita hujan hujan saja ya hehehehehe paling juga basah” katanya menjawab tantannganku. Aku naiki sepeda motorku dan dia duduk diboncengan belakangku. 
“Rose………peluk aku?” pintaku padanya.
Rose melingkarkan tangannya dan dadanya menekan ke punggungku. Aku pelan pelan maju kedepan dan menjalankan sepeda motorku di keramaian terminal Krian. Kaos yang ku pakai basah, air hujan menyerap kedalam celana jeansku dan menyerbu masuk kedalam celana dalamku membasahi batreiku. Punggungku hangat oleh payudaranya Rose, dadanya seperti menyelimuti dari air hujan yang dingin. Rose menyandarkan tubuhnya kearahku dan himpitan dadanya kepunggungku makin terasa. Tangan Rose menuruni perutku dan bersandar di pangkal pahaku sebelah kanan. Tangannya menekan pelan. Ingin sekali aku ingin tangannya meraih batreiku dan meremasnya pelan.
“Mas ………….aku suka sekali liburan hari ini” katanya kepadaku.
Aku tidak menghiraukan kata katanya karena suara bising berlalu lalang terdengar dari bis dan truk seperti orang berkejaran. 
Aku basah kuyub, Rosepun juga demikian. Sesampai kami di Ruko,dia membuka pintu rolling door dan menaikkannya keatas.
Rose tidak sadar bahwa kaosnya bagian depan juga basah kuyub dan teteqnya mengecap seperti gundukan bukit pendek yang tertutupi sebuah BH warna coklat. Aku memandangnya tidak kedip dan ingin sekali menelannya disitu juga. 
Aku masukkan sepeda motor dan Rose menutup pintu rolling door dengan menurunkan pintunya, menggemboknya dari dalam dan kita merasa seperti didunia yang kita ciptakan sendiri. Aku angkat kaosku keatas dan bertelanjang dada, kulemparkan kaos basahku keatas motor tapi Rose melarangnya.
“Sini mas….aku bawa keatas sekali akan aku cuci, mana celananya sekalian supaya aku tidak kerja dua kali.” Katanya sambil menjulurkan lengan kanannya meminta kaosku. Aku berikan kaosku dan mengangkat kaki kananku untuk melepas celanaku. Sambil berpegangan setang sepeda motor, aku menarik celanaku dan memberikannya kepada Rose. Rose melotot ke arah batreiku dan memegang batang batreiku yang segera mengeras. 
“Mas …kenapa hangat sekali ya batreimu, ingin sekali aku mengecupnya.” Tangannya meraih celana dalamku dan menurunkannya dibagian penutup kepala batreiku. Keras dan tegak, kepalanya terasa bundar dan kulitnya terasa licin. Aku tarik kaosnya Rose keatas dan aku lepas kaosnya. Kulit tubuhnya yang hangat merangsangku untuk melucuti branya. Rose membantuku dengan mengangkat tangannya supaya mudah melucuti kaosnya. 
“Rose………….hati hati. Jangan kamu gigit.” Kataku mengingatkan. Aku berdiri di ruang toko yang pintunya tertutup dan tepat disebelah sepeda motor yang baru saja aku parkir. Rose mengocok batang batreiku dan wajahnya menengadah melihatku. 
“Kenapa kamu begitu liar Rose?” tanyaku memancing
“Aku ingin sejak dijalanan tadi mas, aku ngga tahan. Aku ingin membetot kontholmu erat erat.” Jelasnya setelah melepas kepala penisku. “Memang mas….ngga suka?” imbuhnya.
“Aku suka………ayo kita keatas saja” ajakku padanya.
“Aku ingin disini dulu mas………” elaknya kepadaku
“Kita keatas saja Rose supaya bisa berbaring ditempat tidur?” aku tidak mau kalah.
“Kalau ditempat tidur kita harus mandi dulu mas. Aku tidak mau membuang waktuku untuk mandi. Kita mandi saja nanti setelah kita selesai.” Katanya 
Aku diam saja membiarkan keinginannya, toh aku dilayani. Aku menikmati genggaman tangannya dan kocokkannya yang pelan naik turun seperti mengasah pedang. Tangannya menelusuri batang penisku dan perlahan lahan dia kulum dan hisap kepala penisku. Tanganku tidak diam, kuelus elus bukit yang menempel didadanya sehingga aku bisa merangsang dirinya. Payudaranya menguncup ke putingnya yang memanjang. Aku ingin menghisapnya tapi posisiku tidak memungkinkan untuk melakukannya. 
“Rose kamu berdiri dong……” kataku sambil menarik lengan atasnya untuk berdiri.
“Sebentar mas……..biar aku selesaikan dulu keinginannku” katanya 
“Memang apa keinginanmu?” tanyaku ingin tahu
“Menghisap kontholmu mas………masa mas tidak tahu. Mas diam saja ya…….biar aku yang melayani mas….mas pasti capek kan setelah beajar naik sepeda motor?” katanya padaku.
Aku menengadahkan wajahku sesaat menikmati aliran darah di kepala penisku yang sangat terangsang oleh perlakuannya Rose. Menaikkan dan menurunkan tangannya dengan perlahan dan sangat mantap. 
“Rose berhenti dong? Aku mau keluar kalau kamu tidak berhenti sekarang” ancamku.
“Mas keluarkan saja……….” Bujuknya.
“Aku tidak mau keluar sendiri………….aku mau kamu juga merasakan kenikmatan yang aku rasakan.” Jawabku pelan. Aku menariknya dan aku meminta dia untuk duduk di sepeda motor. Aku menggeser Bra dan kaosnya yang aku letakkan di tempat duduk dan menaruhnya di stang sepeda motor. Sebelum dia menaruh pantatnya aku lepas roknya dan menarik turun celana dalamnya. Aku biarkan duduk setelah kedua helai pakainnya terakhirnya itu terlepas dari tubuhnya.
Aku jongkok didepan pahanya yang terbuka lebar dan mendekatkan wajahku didekat kulit perutnya. Ada hawa hangat muncul yang keluar dari pori pori kulitnya. Aku raba memeqnya dengan jariku dan menyentuh permukaannya yang hangat dan licin. 
“Aaaaaaaaaaahhhhhh” Rose mendesah perlahan 
“Hhhhhhhhhhsssssttt jangan keras keras Rose!. Nanti kedengaran orang lewat” kataku mengingatkan.
“Iyaaaaaaaa mmmmmmmmasssssss” erangnya melirih. Tapi desahan nafasnya bertambah cepat ketika tombol memeqnya aku tekan pelan. “Uiiiiiiiihhhhhhh gatal mas!” katanya sambil menggoyang pinggulnya yang sexy.
“Enak ya?” kataku bertanya. “Rose……..Aku ingin memasukkan jari telunjukku kedalam memeqmu boleh” tanyaku. “aku ingin mencium memeqmu juga, Rose?” 
“Jangan mas……jarimu kotor, tadi belum kamu cuci?” katanya. “Aku sudah mau mens mas. Aku memandang wajahnya dan menoleh kembali ke memeqnya. Memeqnya lembab dan basah dengan cairan yang keluar dari dalam liangnya. Aku ingin sekali menusukkan kembali jariku kedalam lobangnya. Aku geser telunjukku ke arah lobang yang sedang terpampang didepan mataku. Aku tempelkan kebagian bibir sebelah kiri untuk menikmati erangannya yang merdu terdengar ditelingaku. “oooooohhhhh massss” erangnya terdengar seperti yang aku harapkan. Lelehan lendir membasahi ujung jariku. “Uhhhh mas…….rasanya selangit mas. Massssssss Polie ……………..Oooooooohhhh masssss, masukkan kontholmu mas, aku ngga kuat nahan siksaan ini.” Katanya setengah berbisik. Sambil menarik tanganku untuk berdiri, bibirnya memagut bibirku. Bibirnya dingin dan penuh menempel dibibirku. Kedua pahanya terbuka menerima aku, pinggulku ditariknya mendekat dan melekat. Kontholku mengeras bak seperti jamur yang merentang lebar, menempel di depan lobang memeqnya seperti akan menjagur.
Sementara hujan diluar mulai deras dan angin keras terdengar menderu. Pintu toko berguncang dan menimbulkan bunyi seperti orang mengetok ngetok. Keheningan yang tercipta hanya terisi oleh suara angin dan rintik hujan yang menitik mengenai atap atap toko. 

Aku mencium bibir Rose dengan nafsu dan aku mengulum bibirnya dengan mulutku yang basah. “Muaaaaaach…………cup cep cap” suara kedua pasang bibir kami beradu dan cecapan bibir kami terdengar jelas ditelinga kami. Dengusan nafas membelah hidung kami dan keinginan untuk merutas jalinan nafsu badani semakin menguat. Mata kami berpandangan lekat, ingin saling memuaskan secara naluri. Hati tertaut dengan keindahan bahasa tubuh antara menggoyang dan menusuk, mengatur alur jalan menuju persemayaman sang batrei yang kaku dan menjulur keras. 

1 komentar:

  1. MANTAP SOB... POSTINGNYA DITAMBAH LAGI DONK... SOB YANGPENGEN NONTON BOKEP PALING HOT ..TINGGAL KLIK SALAH SATU AJA SOB... GA PAKE DONWLOAD.....

    SERI 1
    ======
    [+][+] --->>> BOKEP ABG SMU BANDUNG
    [+][+] --->>> BOKEP TETANGGA SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BCA
    [+][+] --->>> BOKEP SMP TANGERANG
    [+][+] --->>> BOKEP PEMBANTU TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP DI KOS KOSAN
    [+][+] --->>> BOKEP BISPAK MONTOK
    [+][+] --->>> BOKEP ML 4 CEWEK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP TANTE GIRANG

    SERI 2
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP MAHASISWI
    [+][+] --->>> BOKEP PNS SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP BULE TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP SMA MULUS
    [+][+] --->>> BOKEP SMP HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP SPG BAJU KETAT
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI MALL SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP SALON PLUS
    [+][+] --->>> BOKEP SEKRETARIS
    [+][+] --->>> BOKEP CINA

    SERI 3
    =====
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB
    [+][+] --->>> BOKEP BULE SANGE
    [+][+] --->>> BOKEP ARAB TOGE
    [+][+] --->>> BOKEP THAILAND HORNY
    [+][+] --->>> BOKEP GURU MANIAK
    [+][+] --->>> BOKEP SEKS BEBAS
    [+][+] --->>> BOKEP PESTA SEKS
    [+][+] --->>> BOKEP MAIN DI SUNGAI
    [+][+] --->>> BOKEP ABG JAKARTA
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI BANK
    [+][+] --->>> BOKEP 5 CEWEK SEKSI
    [+][+] --->>> BOKEP PEGAWAI SALON PLUS




    ------------->>> TRIMS YA GAN... SALAM SUKSES AJA BUAT AGAN....

    BalasHapus