Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 10

mas melihat memeqku.” Katanya

Aku turuti saja permintaannya dan berdiri lagi. Dia membelakangiku dan aku sentuh dia dari belakang. Aku cium leher belakangnya dan meremas bukit dadanya. Tangannya dia arahkan kebelakng memegang batreiku erat erat dan meremasnya. 
“Sriii kamu apakan itu……….sakit tahu!!!??? Tegasku
“Aku gemas mas,……….rasanya tidak ada yang ngalahin enakkya kalau udah pegang. Ini buat aku saja ya mas” pintanya
“Iya………untuk siapa lagi kalau bukan buat kamu” kataku
“Siapa tahu mas juga nidurin Rosminah………..” katanya dengan nada cemburu
{Rosminah adalah pagawai Mas Jaya juga yang berasal dari Blitar. Ada cerita tersendiri dengan Rosminah ini. Semoga masih bisa nulis tentang dia setelah dengan Sri}

“Aaaaaaah…aaah aku udah jelaskan kepadamu kalau kamu adalah yang pertama” kataku
“Mas masukkan tanganmu ke bawah rokku” pintanya
Aku turuti maunya dan aku menggerayangi bibir tebalnya yang dibawah. Aku teliti dari ujung tepi atas ke bawah didekat perbatasan anusnya. Aku sisir helai demi helai semua rambutnya dengan ujung jariku. Hingga aku menemukan tombol nikmatnya yang tergolek dibawah lipatan ujung bibirnya. 

“Oooooooooooohhhhhhhhhhh mas ya disitu sumbernya” erangnya. Aku rasakan bibirnya yang sudah basah lengket. Jari jariku bertambah licin dengan pelumas yang aku pegang dipinggir bibir tebalnya. Aku geserkan posisiku sehingga aku dan dia menghadap cermin bekas salon Sao saoku. Aku melihat tanganku bergoyang goyang dan dia menikmati gesekan gesekan di clitorisnya” 

Maasssss…….asss aku mau terus begini, jangan dilepas ya jarimu. Seeeeeddikiitt lagi mas oooooogggg hhh yaaaaaaaa mas disitu. Dia berhenti dan berbalik menghadap kearahku. Dia pelorotkan celana pendek yang aku pakai dan raih batang batreiku yang berdiri gagah. Aku tidak tahu apa yang selanjutnya mau dia lakukan. Aku dia saja menunnggu. Mas aku mau tempelkan kepala batreimu ke tombolku sini. Dia angkat kembali rok panjangnya dan dia tempelkan palkonku kememeqnya. Dia angkat satu kakinya dan taruh ditaruh di kerdus barang. Dia gesek gesekkan palkonku ke memeqnya yang basah. Kenikmatan menjalari seluruh tubuhku yang bermuara di kepala batreiku.

“Uuuuuhhhhh mas hangatnya baterimu mas. Aku ingin ini bisa masuk kesini……. Mas, tapi jangan ya mas. Dia jepit batreiku dengan jari jarinya dibagian bawah dan memeqnya menjepitnya dari bagian atas. 
Aku maju mundurkan palkonku sepaya gesekan semakin terasa. Gesekan gesekan kecil maju mundur mematik gairah yang semakin besar. 
“Maassa.. aduh terus terus” memeqnya semakin basah dan licin. Dia goyang terus tangannya menggosok gosokkan palkonku ke memeqnya. “Aku juga enak Sriiii…….!! Erangku. Dia megap megap dan erangnya makin menjadi 
Oooooohhh ohhoohhooohh” aku bekap mulutnya dengan tanganku.
Lemas dia rasakan setelah dia sampai, dia peluk badanku erat erat sedangkan palkonku dia tinggal diantara kedua pahanya. 
“Ayo Sriii lanjutkan permainanmu” pintaku. Kita ditoko loh ini……..” terusku
Dia jongkok dan memandangku. Dia pegang dan kecup kepalanya sebelum dia masukkan kedalam rongga mulutnya. Tiba tiba dia gigit kepala palkonku.
“Aaaaaaaaaaaaaaahhhhh sakit Srii……! Teriakku
“Oooooooohh sorry mas, sakit ya” bisiknya kearah batreiku

Dia masukkan lagi palkonku ke mulutnya dan hangat terasa menaungi kepalanya. “Oooooohhh enak srii…….., teruskan yaaaa “ Dia kocok batangnya dan maju mundur. Sedangkan kepala palknku terus dihisap. Lidahnya menari nari melingkari palkonku yang botak. Mataku merem melek keenakan kenikmatan menjalar dan otot otot menegang dan “Ooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhh “ semprotan sperma tak terkendali keluar darri lobang kecil. Kedutan kedutan kecil menggoyang batang batreiku. “Luar biasa wanita satu ini.” Pikirku.
Dia telan seluruh cairan yang keluar dan jilatan jilatan berlanjut didaerah palkon.
“Aku mau minum………….”kataku sambil memasukkan Batreiku. Dia berdiri dan memelukku. 

“Enak mas………..?” tanyanya ingin tahu. “Mas pasti tidak akan pernah melupakan aku” katanya dengan yakin. {memang benar kata katanya, sampe sekarang sudah 10 tahun aku selalu ingat padanya}
Aku diam saja tidak bereaksi atas apa yang dia katakan. Aku peluk dia lagi dan aku bisikkan sebuah kalimat.

“Nanti kamu mandikan aku ya Sri………….” Kataku padanya.
“Mas ………..aku mau ambil baju gantiku dulu.” Katanya
“Ya sudah ………… cepat balik ya sri? Pintaku.

Sepeninggal Sri, aku duduk dikursi mengingat kembali apa yang sudah terjadi antara aku dan Sri selama ini. Ada sesuatu di relung hati yang terpatri, sesuatu yang baru dan menghiasi hari hariku. Keinginan untuk bersama dengannya dan berdua berbicara dengannya adalah suatu hal yang menyenangkan. Rasa sepi menyelimuti pikiran dan perasaan hatiku karena Sri tidak ada di tempat. Begitu cepatnya perasaan ini menutupi dan membungkus naluri kelakianku. Kenapa aku mempunyai pikiran seperi ini? Aku teringat pertama kali dia memasuki toko bersama kakak lelakiku, teringat ketika tanpa sengaja memegang tangannya yang halus, teringat saat pertama kali memegang pinggang rampingnya dan teringat saat saat tanganku meraba seluruh badannya yang hangat polos tanpa busana. Indahnya Sri,…….tubuhmu, harum bau rambutmu dan aduhainya lekuk tubuh serta halus lembut kulitmu. 

Ingatan ingatan seperti ini muncul sesaat setelah Sri pergi untuk mengambil pakaiannya dan aku tercenung “Sudah sejauh dan sedalam inikah peraasanku kepada Sri?” Aku tidak pernah mengatakan sayang atau cinta kepadanya sebaliknya perkataan yang sama tidak pernah keluar dari mulut kecilnya juga. Tetapi ada tautan yang kuat yang membuat dirinya berarti dalam hidupku, tapi apakah tautan seperti ini juga dia rasakan? Aku tidak pernah tahu tentang hal itu.

Kilatan memori saat aku memegang payudaranya dan meremas gundukan dadanya membuat fantasiku kembali terang. Erangan erangan kecil dan desahan panjang penuh nafsu terngiang di telinga hatiku sehingga membuat batreiku kembali melotot. Geliat tubuhnya saat kukecup cuping telinganya dan tarian lidahku diatas perutnya masih terekam dan playback lagi mengingatkan masa masa indah bersamanya. Akan kemanakah hubungan ini selanjutnya, akan berapa lama lagi keadaan ini berlangsung? Semuanya masih terasa kabur dan tidak ada arah tujuan yang jelas tetapi aku semakin menikmati lamunanku.

“Mas…………..” kata seorang pembeli mengagetkanku “ Mas ada jual Stud” tanyanya melanjutkan.
“Stud…..?’ tanyaku ingin lebih jelas. “Apa itu stud mas?” lanjutku
“Obat oles untuk begini supaya tahan lama” sambil menunjukkan jempolnya yang terjepit diantara telunjuk dan jari tengahnya.
“Wah…..tidak punya mas. Bentuknya seperti apa sih mas?” tanyaku lebih lanjut
“Dalam kerdus kecil dan sperti odol warna kuning tubenya.” Dia menjelaskan
“Wahhh memang bisa buat begitu ya mas?” kataku
“Aku tidak tahu mas karena aku juga dititipi sama temanku” elakknya
“Ooooohhhh ya nanti kalau ada sales yang datang aku akan tanyakan, siapa tahu dia punya. Berapa harganya mas biasa?” 
Lima belas ribu” dia jawab. “Nanti kalau ada beli saja, ada banyak temanku yang ingin membelinya.” Dia berkata sambil berlalu.
“Baik mas nanti kalau ada aku carikan” kataku membalas.
Ada salah satu salesman yang sering datang ketoko mengirim Softex dan barang barang lain ke tokoku, mungkin dia mempunyai pikirku. Aku catat pesanannya dan di buku stok supaya selalu kuingat.

Sri belum juga muncul walaupun sudah satu jam. “Kenapa begitu lama ya” pikirku. Aku kembali mengerjakan pekerjaan toko. Mengatur dan membersihkan barang barang yang ada didalam toko. 
Kira kira 20 menit kemudian, mobil box Mas Jaya datang dan Sri duduk didepan. Slamet sopir kakakku turun dari mobil dan membuka box belakang. Sedangkan Sri turun berjalan menghampiriku sambil membawa tas bajunya. 
“Loh Srii, kenapa kamu bawa semua pakainmu” kataku
“Iya mas……..Mbak A ling bilang mungkin aku akan lama disini sampai mamanya mbak A ling pulang” jawabnya.
“Terus kenapa kamu lama……..? tanyaku lagi

“Ahhhhhh masa lama” katanya dengan heran. “Aku tadi diminta Mas Jaya ambil kasur dulu di toko Sinar. Katanya Mas Jaya kasur yang mas pake sekarang ini suruh memindah kekamar sebelah. Tuh kasurnya sudah datang” sambil menunjuk sebuah spring bed ukuran super single yang di angkat slamet. 

“Mas Polie,……………dijamin nyenyak tidur disini” kata slamet senyum “empuk dan mentul mentul karena ada Pernya.
“Yo Met………..semoga aku bisa tidur nyenyak” balasku sekenanya. “Kamu kuat tidak mengangkat kasur itu kelantai dua sendiri” tanyaku
“Wah aku perlu bantuan Mas Polie, kalau beratnya tidak seberapa, tapi itu loh besarnya yang bikin sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar