Rabu, 15 Juni 2011

Mbak Sri chapter 23

“Aku kangen sama kamu Sri………….” Kataku lirih. “Hari ini sibuk sekali karena banyak pembeli sehingga tidak sempat memegangmu” kataku lagi
Dia peluk lebih erat dan membenamkan seluruh wajahku kedadanya dengan erat. Aku lingkarkan tanganku ketubuhnya dan memeluknya erat dengan posisi duduk. 
Tiba tiba aku dengar suara “Krrruuukkkk” dari dalam perutnya. 
“Ahahhhhhh suara apa tadi Sri” tanyaku
“Itu suaraaaaaaaaaa…………….bayimu mas?” katanya dengan senyum
“Hehehhehe kenapa suara bayiku seperti kelaparan” tanyaku lagi
“Iya mas karena mamanya sedang kelaparan” balasnya
“Ohhhhhhh begitu ya, kamu sudah selesai mensmu Sri………..?” tanyaku menengadah kemukanya

“Iya hari ini tadi aku sudah tidak lihat darah keluar” katanya menjelaskan
“Kamu masih pakai Softexmu?” tanyaku sambil meraba bagian vaginanya.
“Masih……….. karena aku takut terkena celana dalamku” katanya menjawab.
Aku meraba bagian selangkangannya, memang dia masih memakai softexnya. Aku angkat rok panjangnya dan menyibakkan dan memelorotkan celana dalamnya.
“Eeeeeeeeeeeeehhhh mas mau apa sih?” teriaknya
“Aku mau lihat apa darah mensmu masih keluar” jelasku
“Ihhhhh sudah ngga sabar ya?” katanya “Masa baru beberapa hari saja sudah ngga bisa nahan puasa” ejeknya

“Aku ngga bisa puasa Sri………?” kataku membalasnya
Dia membiarkan apa yang aku lakukan dan membantuku memelorotkan celana dalamnya. Dia buka pahanya dan sedikit mengangkang meraih penutup vaginanya.
“Tuh sudah tidak ada darahnya kan?” katanya kepadaku.
Aku angkat tangan kananku dan mengarahkannya kevaginanya dengan maksud merabanya. Tapi tanganku ditepisnya.
“Mas kan habis pegang uang, masa mas mau pegang memeqku sih” katanya. “Kalau mau pegang ini tangan harus bersih mas” imbuhnya kepadaku sambil menaikkan celana dalamnya lagi. “Sudah bioskopnya sudah tutup, nanti dilanjutkan. Sekarang aku mau makan siang dulu, Mas Polie mau aku suap” katanya menyingkir keatas untuk mengambil sendok.

“Iya Sriiii……….kamu makan dibawah saja ya sambil menyuapku” kataku
Sri berjalan keatas dan aku terus melanjutkan menghitung uang yang aku peroleh hari itu. 
“Mas………….aku harus ke Toko sana ya besok setelah toko tutup, Slamet tadi bilang kalau aku harus mengetik beberapa lembar surat pajak toko” tanyanya
“Iya slamet tadi bilang kalau kamu harus kesana, memangnya kenapa Sri” tanyaku

“Tidak apa apa mas Cuma tanya saja kenapa kok aku yang disuruh padahal selama aku kerja disini aku belum pernah disuruh buat pajak. Siapa yang biasa mengetik mas” tanyanya
“Aku tidak tahu Sri………..kamu tanya saja besok sama mas Jaya” kataku “Omong omong setelah makan kita bersihkan gudang ya. Gudangnya terlalu berantakan dan kelihatan amburadul” lanjutku.

Sri menganggukkan kepala menyetujui apa yang baru saja aku katakan. Dia membuka bungkusan nasi dan menyendokkan nasi buatku. Keadaan sangat romantis sekali rasanya, berduaan sambil menghitung uang aku disuapin oleh Sri. Dia pun membuka bungkusannya sambil makan nasinya. Makanan yang kami makan terasa enak sekali karena waktu dan suasananya sangat mendukung. 
Setelah makan siang dan menyelesaikan pekerjaan kita membersihkan gudang, Sri membuka kerdus yang Slamet tadi bawa dan menemukan banyak majalah majalah kecantikan. {Istrinya Mas Jaya dulu membuka salon}Aku memindah mindah kerdus didalam gudang sambil merapikan susunannya. 

“Mas boleh tidak kalau aku membawa beberapa majalah majalah ini keatas, aku ingin membacanya. Kadang aku bosan tidak ada yang bisa aku buat.” Jelasnya kepadaku
“Boleh, tapi kamu jangan lupa kembalikan supaya nanti kalau Mbak Aling mencarinya, dia tidak kesulitan menemukannya.” Jawabku
“Coba kamu ambil sapu dan bulu ayam setelah itu kamu sapu dan pel lantai gudang ini.” Kataku. 
Pekerjaan di gudang membuatku kepanasan dan aku lepas baju kaosku. Ketika Sri kembali dia melihatku bertelanjang dada dan berkomentar. 
“Enaknya kalau kerja di gudang, aku bisa melihat cowok sexy bertelanjang dada” 
“Kamu juga bisa bertelanjang dada kalau kamu mau” timpalku
“Wah kalau aku bertelanjang dada, mana bisa cowok yang kerja di gudang bisa konsentrasi, dadaku akan mengalihkan perhatian matanya dan kerjaan bisa menjadi lama” balasnya.

“Belum dicoba sudah berkomentar, lepas dulu baru bicara” tantangku padanya
“Tak usah ya………….Mas Polie hanya mau memanfaatkan!!” katanya tandas.
“Manfaat apa yang aku peroleh Sri kalau kamu bertelanjang dada?” tanyaku lagi
“Manfaat rohani pastinya” katanya tertawa
“Baguslah itu kalau kamu bisa memberikan manfaat rohani bagi orang lain, berkatmu melimpah” kataku tak mau kalah
“Iiiiiiiiihhhhh enaknya saja yang dipikirkan” katanya sambil mengejek.
“Memang kamu ngga kepanasan, Sri” kataku ingin tahu.
“Kepanasan juga sih, tapi masa aku mau bertelanjang dada seperi mas Polie?” jelasnya

“Disini hanya kita berdua Sri, tidak ada orang lain” kataku membujuk “Kamu buka saja kaosmu” imbuhku
Keringatku membasahi tubuh karena udara digudang panas dan pengab apalagi pintu toko sudah tertutup jadi udara memang benar benar panas. Langit mendung dan sedikit gelap membuat udara semakin penat. Kaos yang dipakai Sri juga basah oleh keringat sehingga beberapa bagian didadanya nampak kuyub. 

“Panas sekali ya mas?” katanya
“Makanya kamu lepas saja kaosmu” saranku
“Nanti kalau ada yang datang bagaimana?” katanya lagi
“Siapa mau datang? Toko sudah tutup dan pintu sudah terkunci?” imbuhku
“Nanti kalau kubuka kaosku, aku jangan ********* ya?” katanya meledek
“Kan 5 hari lalu kamu sendiri yang minta diperkosa?” sindirku
“Apaaaaaa aku meminta diperkosa? Enak sajaaaaa” dia mendekat hendak mencubitku. Aku tangkap tangannya dan menariknya mendekat. Aku cium bibirnya yang pasrah dan mengenyotnya dengan lembut. Badanku terasa licin oleh keringat yang membasahi seluruh tubuhku.

“Ketiaknya mas Polie busuk!!” katanya setelah bibirnya terlepas.
“Ini namanya ketiak jantan, kalau ketiak betina tidak busuk?” kataku mengelak
Aku tarik lagi mendekapnya dan kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Dia membalas pagutanku dan menawarkan lidahnya yang menjulur untuk dihisap. Duel lidah dan bibir membawa tanganku untuk menggerayangi dada kenyalnya. 
“Kerjaan ngga selesai selesai kalau begini terus” katanya sambil terengah engah. Kaos belum dibuka saja sudah bikin birahi naik, apalagi kalau sudah terbuka, bisa bisa aku kamu ******* disini Mas?” 

“Oooooooooohhhhh jadi kamu tadi pasrah hanya untuk memancingku ya Sri?” kataku terpancing dengan ulahnya. “Awas nanti kalau kerjaan udah selesai, tidak ada lagi kata ampun dariku” 
Kita kembali kerja membersihkan gudang dan merapikan kerdus kerdus didalam gudang. Aku pindahkan buku dan majalah yang dibawa Slamet tadi ke kerdus yang lebih tebal supaya tidak rusak. Sewaktu aku membongkar kerdus kerdus itu aku menemukan sebuah buku di sebuah kerdus kepunyaan kakakku Mas Jaya. Buku itu terbitan dari sebuah penerbit dibandung yang cukup terkenal dan mudah diingat. Kalau tidak salah, Ganesha, dan diterbitkan pada tahun 1986. Warna cover orange dan cukup tebal. Judulnya tidak aku ingat tapi intinya adalah “guidance to sex education”

Sementara Sri sedang membersihkan lantai aku sempatkan buka buku itu. Ada banyak ilustrasi gambar yang menunjukkan berbagai macam jenis posisi bersetubuh. Aku tutup kembali buku itu, aku bawa buku itu kekamarku sambil memberitahu Sri kalau aku akan keatas sebentar. Sri melihat kearahku sejenak dan mengalihkan pandangannya kebuku yang aku pegang, walaupun hanya sekilas, nampak keingintahuannya untuk mengetahui apa yang aku bawa dan mengapa aku menghentikan pekerjaan hanya karena sebuah buku itu. 
“Mas itu tadi buku apa yang kamu bawa keatas?, Kelihatannya kok bagus sih sampai mas berhenti kerjakan mengatur kerdus kerdus barang.” Tanyanya dengan penuh penasaran.
“Nanti saja kalau sudah aku baca baru aku ceritakan kepadamu.” Jawabku sekenanya.

“Kenapa sih mas pakai rahasia segala” katanya
“Rahasia apa sih Sri, mana aku bisa cerita kepadamu kalau aku belum baca?” 
“Heran deh, kenapa pake main rahasia segala” 
“Tenang nanti kamu pasti tahu, atau kita baca berdua sama sama ya nanti malam, supaya kita bisa pelajari bersama” jawabku
“Ngga deh aku tidak mau, kalau mas ngga kasih tahu aku sekarang” katanya merengut.

Aku kewalahan menghadapi kemauan Sri dan akhirnya aku katakan padanya bahwa buku tadi adalah buku tentang sex. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar